Kurang dari satu minggu lagi, di Luneta Park, sebuah taman bersejarah di jantung kota Manila, akan dipenuhi ratusan mahasiswa dari berbagai negara di Asia dan Timur Tengah. Mereka akan memacu sejauh-jauhnya mobil ciptaan mereka dengan hanya berbekal 1 liter bahan bakar saja. Itulah yang akan terjadi pada ajang Shell Eco-marathon (SEM) Asia 2014 yang akan berlangsung pada 6-9 Februari 2014 mendatang di Manila, Filipina. Dalam kompetisi ini Indonesia akan diwakili oleh 18 tim mahasiswa dari 12 universitas yang tersebar di Pulau Jawa, Sumatera dan Kalimantan.

Filipina untuk pertama kalinya akan menjadi  tuan rumah bagi penyelenggaraan SEM Asia 2014, menggantikan Malaysia yang selama empat tahun berturut-turut telah menjadi tuan rumah bagi penyelenggaraan SEM di kawasan Asia sejak digelar pertama kalinya pada tahun 2010. Untuk pertama kalinya juga, kompetisi ini akan dilangsungkan di jalan raya, tepatnya di sekeliling Luneta Park. Sebelumnya, SEM Asia selalu diselenggarakan di sirkuit balap yakni di Sepang International Circuit, Kuala Lumpur, Malaysia.

Selain Asia, Shell sebagai pihak penyelenggara menggelar SEM di  kawasan lain yaitu Amerika dan Eropa. SEM diadakan bukan sebagai kompetisi untuk mencari kendaraan tercepat, tetapi untuk  menantang para pelajar dan mahasiswa  dalam mengembangkan teknologi kendaraan masa depan yang mampu menempuh jarak terjauh dengan menggunakan sumber energi dengan jumlah paling sedikit. Hal yang menggembirakan dan membanggakan adalah, sejak pertama kali SEM Asia diselenggarakan tahun 2010, partisipasi tim-tim Indonesia semakin meningkat mulai dari 9 hingga 18 tim peserta di tahun ini dengan latar belakang yang beragam dan tidak terbatas pada universitas-universitas besar saja.

Presiden Direktur & Country Chairman Shell Indonesia Darwin Silalahi mengatakan, “Kami sangat bangga atas semangat dan inovasi adik-adik mahasiswa yang mewakili Indonesia dalam ajang Shell Eco-marathon Asia 2014. Prestasi mereka selama ini sejak SEM Asia pertama di tahun 2010 telah menginspirasi dan membangun rasa percaya diri rekan-rekannya di seluruh Indonesia, bukan hanya dari universitas terkemuka maupun dari kota-kota besar saja, bahwa mereka mampu berpartisipasi di ajang internasional ini, dan juga menjadi bagian dari upaya mencari solusi bagi permasalahan energi dan mobilitas yang dihadapi masyarakat dunia.” “Kami juga sangat bangga bahwa Shell Eco-marathon ini telah menginspirasi dilaksanakannya ajang kompetisi tahunan serupa di tingkat nasional yaitu Indonesia Energy Marathon Challenge (IEMC) yang diselenggarakan dengan dukungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,” tambahnya.

SEM Asia 2014 diikuti oleh 109 tim pelajar dan mahasiswa dari 15 negara di kawasan Asia dan Timur Tengah, yang akan berkompetisi dalam kategori kendaraan Prototype dan Urban Concept. Kendaraan-kendaraan hemat energi ini akan berkompetisi dalam kedua kategosi tersebut dan juga dalam sub-kategori berbagai sumber bahan bakar, yaitu gasoline, ethanol, diesel, battery electric, FAME (100%) dan hydrogen. Selain kompetisi on-track, tim-tim peserta juga akan bertanding memperebutkan beberapa penghargaan off-track yang terdiri  dari Communications Award, Shell Helix Tribology Award, Vehicle Design Award, Technical Innovation Award, Safety Award dan Perseverance & Spirit of the Event Award.

Tahun ini, Indonesia akan diwakili oleh 18 tim yang terdiri dari 2 tim dari Universitas Indonesia, 2 tim dari Universitas Sumatera Utara, 2 tim dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ), 2 tim dari Institut Teknologi  Bandung (ITB), 2 tim dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS),  2 tim dari Politeknik Negeri Pontianak, 2 tim dari Politeknik Negeri Jakarta dan masing-masing 1 tim dari Universitas Sebelas Maret, Universitas Brawijaya, Universitas Negeri Surabaya, Politeknik Technical Education Development Center Bandung dan Institut Sains & Teknologi AKPRIND.

Keragaman Bahan Bakar dan Tim Baru

Dalam SEM Asia 2014, tim-tim mahasiswa Indonesia akan mengerahkan 8 mobil Prototype dan 10 mobil UrbanConcept. Ke-18 mobil ini akan menggunakan beragam bahan bakar seperti bensin, bahan bakar diesel, FAME (Fatty Acid Methyl Ester 100% - bahan bakar biodiesel), baterai listrik, etanol hingga fuel cell (hidrogen). Tim-tim mahasiswa Indonesia senantiasa berani mencoba beragam pilihan bahan bakar sejak pertama kali mengikuti SEM Asia pada tahun 2010 lalu.

Tim-tim dari ITB, misalnya, merupakan tim-tim yang telah menjajal beragam bahan bakar mulai dari bensin, diesel, ethanol, FAME hingga baterai listrik. Mengikuti SEM ASIA sejak tahun 2010, mobil-mobil karya tim ITB telah meraih sejumlah prestasi membanggakan di SEM Asia.  Pada tahun 2010, misalnya, mobil berbahan baku ethanol karya Tim Exia ITB memenangkan kategoriPeople Choice Award sebagai tim yang paling populer dengan perolehan suara lebih dari 65.000. Tahun berikutnya, giliran mobil karya Tim Cikal ITB yang berhasil memenangkan Gasoline Fuel Award

Pada tahun 2012 lalu, tim Cikal Cakrasvarna ITB berhasil meraih juara pertama untuk kategoriUrbanConcept dengan bahan bakar bensin. Dua tim lain dari ITB yaitu tim Cikal Cakrawala berhasil menempatkan diri pada posisi kedua untuk kategori UrbanConcept dengan bahan bakar baterai listrik dan tim Cikal Diesel dengan mobil UrbanConcept berbahanbakar FAME (100%) yang juga meraih posisi kedua.

Bagaimana dengan SEM Asia 2014? Kali ini, ITB yang mengirimkan dua tim ke SEM Asia 2014 akan kembali berlaga lewat dua mobil kreasinya yaitu tim RAKATA dengan mobil “Rakata V3” yang berbahan bakar etanol dan tim Cikal Diesel dengan mobil  “Garuda” yang berbahan bakar FAME 100%.   “Kami sangat menantikan momen bertanding di SEM Asia 2014 ini. Tim kami akan berkompetisi pada kategori Prototype dengan bahan bakar etanol. Rakata konsisten untuk merancang dan membangun kendaraan berbahan bakar minimum dan ramah lingkungan dari aspek emisinya,” ujar Habib Suryo, Tim Manajer Rakata. Habib lebih jauh menjelaskan bahwa pilihan timnya menggunakan etanol yang merupakan bahan bakar terbarukan, adalah wujud kepedulian mereka terhadap isu krisis bahan bakar fosil yang sedang dihadapi dunia.

Tim lain yang juga sarat dengan prestasi di SEM Asia adalah ITS Team 2. Tim asal Surabaya ini ikut dalam SEM Asia sejak tahun 2010 dan langsung mencatat prestasi menggembirakan dengan meraih juara pertama dalam kategori Combustion Grand Prize dan kategori Gasoline Fuel Awarduntuk kelas UrbanConcept. Tahun berikutnya (2011), lewat mobil karyanya yang diberi nama “SapuAngin 4” berbahanbakar FAME 100%, tim ITS berhasil keluar sebagai juara pertama di kategori Combustion Grand Prize dan menerima Grand Prize di kategori UrbanConcept Internal Combustion Engine serta Alternative Diesel Fuel Award. Terakhir pada 2012 lalu, ITS Team 2 berhasil meraih posisi pertama dalam kategori Alternative Diesel Fuel Award.  

Pada SEM Asia 2014, tim ITS akan membuktikan kemampuannya di lintas balap dengan dua mobil karyanya yaitu “Sapu Angin 8” dan “Antasena PX” yang masing-masing menggunakan bahan bakar  FAME (100%) dan hidrogen. “Kami bangga menjadi pionir tim Indonesia yang menggunakan hidrogen sebagai bahan bakar untuk kendaraan Prototype kami, Antasena PX. Hidrogen merupakan salah satu sumber energi baru yang berpotensi besar untuk menggantikan sumber energi dari fosil. Kami mengharapkan riset tim kami mengenai kendaraan berbasis fuel cell hydrogen, khususnya selama persiapan menuju SEM Asia 2014, turut berkontribusi terhadap upaya penggunaan energi alternatif di Indonesia.” ujar Jarot Dwi Tatama, Tim Manajer ITS Team 5.

Selain tim “veteran” seperti tim dari ITB, ITS dan UI, tim-tim baru juga turut berkompetisi di SEM Asia. Tahun ini, beberapa tim pendatang baru seperti tim Gladiator 2 PNJ dari Politeknik Negeri Jakarta, Mesin Polnep Team 5 dan Cimahi 2 akan menguji kemampuan mobil ciptaannya masing-masing di SEM 2014 ini. Ketiga tim ini akan mengusung mobil rakitan berbahan baku bensin untuk pertama kalinya dalam kategori Prototype dan UrbanConcept.

Dwiki Saputro Waluyo, Tim Manajer Gladiator 2 PNJ dari Politeknik Negeri Jakarta mengungkapkan, “Tim kami akan berkompetisi pada kategori UrbanConcept dengan bahan bakar bensin. Walaupun ini merupakan keikutsertaan kami yang pertama dalam SEM Asia, kami yakin kendaraan yang kami kembangkan tidak kalah bersaing dengan tim-tim negara lain.” Dwiki menambahkan bahwa timnya memiliki semangat untuk berinovasi dan mengharapkan dukungan moril dari masyarakat Indonesia agar dapat memberikan performa terbaik sebagai salah satu wakil Indonesia pada SEM Asia 2014.

Bagaimana peluang mereka untuk mengukir prestasi dalam Shell Eco-marathon 2014? Kita tunggu hasilnya setelah kompetisi ini berakhir pada tanggal 9 Februari 2014!

CATATAN UNTUK EDITOR

Tentang Shell Eco-marathon

Shell Eco-marathon (SEM) berawal pada 1939 di sebuah laboratorium penelitian Shell di Amerika Serikat ketika para ilmuwan bertaruh untuk merancang kendaraan yang dapat menempuh jarak terjauh dengan bahan bakar seminimum mungkin. Pemenang kompetisi ini ternyata dapat menempuh jarak 50 mpg (21 km/liter). Dari inisiatif yang sederhana ini, lahirlah sebuah ide untuk menyelenggarakan kompetisi yang lebih terorganisir yakni Shell Eco-marathon yang ada sekarang ini. Pada bulan April 2007, ajang Shell Eco-marathon America diselenggarakan di Amerika Serikat dan di tahun 2010 Shell Eco-marathon Asia dilangsungkan untuk pertama kalinya di Malaysia. 

Malaysia telah menjadi tuan rumah untuk acara SEM Asia hingga tahun 2013. Pada tahun 2014 hingga 2016, acara SEM Asia akan diselenggarakan di Manila, Filipina. Untuk informasi lebih lanjut mengenai Shell Eco-marathon 2014 di seluruh dunia, termasuk peraturan resmi, instruksi pendaftaran dan rincian hadiah, silakan kunjungi halaman web Shell Eco-marathon di www.shell.com/ecomarathon