Biaya overhead adalah biaya yang tidak berkaitan langsung dengan proses pembuatan produk atau layanan tapi mempengaruhi pengeluaran perusahaan. Biaya ini mencakup semua beban pengeluaran yang dicatat pada laporan laba rugi perusahaan tapi tidak secara langsung terkait dengan produk atau layanan perusahaan.

Memahami biaya overhead berguna dalam perencanaan penganggaran, salah satunya menentukan berapa banyak biaya yang harus perusahaan keluarkan untuk produk atau layanannya sehingga bisa menghasilkan keuntungan yang maksimal.

Dengan memahami informasi ini pula, Anda bisa menerapkan cost management dan efisiensi biaya operasional dengan lebih baik; salah satunya tentu saja berupa cost reduction. Berikut ini penjelasannya!

Pengertian Biaya Overhead

Seperti disinggung di atas, biaya overhead adalah pengeluaran di luar proses produksi yang dilakukan[1]. Biaya overhead umumnya ditemui dalam industri manufaktur yang proses produksinya berhubungan dengan pengoperasian alat, mesin, dan tenaga kerja. Unsur-unsur itu disebut biaya langsung.

Sebaliknya, biaya tidak langsung dalam overhead manufaktur adalah biaya yang tidak terkait dengan proses produksi. Salah satu contoh biaya overhead adalah depresiasi peralatan atau layanan pembuangan sampah.

Dalam hal ini, biaya overhead pabrik adalah biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Overhead pabrik dapat juga disebut overhead produksi atau beban pabrik.

Meski disebut beban dan tidak berhubungan secara langsung dengan proses produksi, sebuah perusahaan harus membayar overhead secara berkelanjutan, terlepas dari berapa banyak atau seberapa sedikit perusahaan menjual[2].

Sebagai contoh, yang termasuk biaya overhead pabrik seperti sewa gedung, utilitas, dan asuransi selain biaya langsung (seperti tenaga kerja dan perlengkapan) untuk bisa menyediakan layanannya. Oleh karenanya, tagihannya harus ditunaikan.

Baca juga: Pentingnya Manajemen Keuangan Perusahaan Yang Perlu Diketahui

Jenis Biaya Overhead

Mengingat biaya overhead adalah pengeluaran yang wajib dibukukan perusahaan, pencatatannya pun tidak bisa sembarangan[3].

Sebab, biaya overhead terbagi ke dalam tiga jenis yang sesuai dengan sifat bisnis dan industri tempat perusahaan beroperasi. Berikut tiga jenis overhead yang wajib Anda ketahui:

1. Fixed overheads

Fixed overheads adalah biaya yang tetap atau konstan setiap bulan dan tidak berubah dengan perubahan tingkat aktivitas bisnis. Itu berarti, meski penjualan sedang naik atau turun, biaya overhead akan tetap sama.

2. Variable overheads

Variable overheads sendiri adalah jenis biaya yang bervariasi menurut tingkat aktivitas bisnis alias berubah dari waktu ke waktu, bisa meningkat atau menurun.

Selama aktivitas bisnis tinggi, biaya akan meningkat, sedangkan saat aktivitas bisnis sedang rendah, biaya akan berkurang secara substansial atau bahkan dihilangkan.

3. Semi-variable overheads

Jenis overhead cost ini seperti gabungan kedua cost di atas karena biaya bisa berlaku secara tetap atau rutin dan besarannya tergantung tingkat aktivitas bisnis.

Dengan kata lain, pada suatu waktu biaya overhead harus dibayarkan rutin dengan nominal fluktuatif. Pada waktu yang lain, pembayarannya bisa tidak terjadwal.

Contoh semi-variable overheads seperti komisi penjualan bagi sales, penyusutan atau biaya penggunaan kendaraan, biaya listrik kantor, biaya pembelian air mineral galon untuk dapur kantor.

Contoh Biaya Overhead

Dari jenis dan contoh di atas, dapat disimpulkan bahwa biaya overhead adalah faktor penting dalam menentukan seberapa besar perubahan yang harus dilakukan agar perusahaan tetap meraih profit[4].

Oleh karenanya, Anda perlu memahami lebih lanjut tentang biaya overhead yang paling umum dalam sebuah bisnis. Berikut penjelasannya.

1. Sewa

Sewa adalah biaya yang dibayarkan untuk menggunakan tempat bisnisnya. Jika perusahaan membeli properti, berarti akan tetap membukukan beban penyusutan.

Sewa dibayar bulanan, triwulanan, atau tahunan, sebagaimana disepakati dalam perjanjian penyewa dengan pemilik.

Memahami sifat sewa berguna ketika bisnis mengalami penjualan yang lambat. Perusahaan bisa mengurangi biaya sewa dengan menegosiasikan biaya sewa atau dengan pindah ke tempat yang lebih murah.

2. Biaya administrasi

Biaya administrasi adalah biaya yang terkait dengan menjalankan bisnis secara normal dan dapat mencakup biaya yang dikeluarkan untuk membayar gaji ke resepsionis, akuntan, cleaning service, dan lainnya.

Contoh biaya administrasi seperti pembayaran untuk auditor, aktivitas audit, atau gaji karyawan.

Sebuah bisnis dapat mengurangi biaya administrasi dengan memberhentikan beberapa karyawannya, mengalihkan karyawan dari penuh waktu ke paruh waktu, mempekerjakan karyawan berdasarkan kontrak, atau menghilangkan biaya tertentu, seperti hiburan dan perlengkapan kantor.

3. Utilitas

Utilitas adalah layanan dasar yang dibutuhkan bisnis untuk mendukung fungsi utamanya. Sejumlah layanan yang bisa dikategorikan sebagai utilitas adalah air, listrik, saluran pembuangan, dan layanan internet.

Sebuah bisnis mungkin dapat mengurangi biaya utilitas dengan menegosiasikan tarif yang lebih rendah dari pemasok.

4. Penjualan dan pemasaran

Overhead penjualan dan pemasaran adalah biaya yang dikeluarkan dalam pemasaran produk atau layanan perusahaan kepada pelanggan potensial.

Contoh overhead penjualan dan pemasaran, seperti materi promosi, pameran dagang, iklan berbayar, upah tenaga penjualan, dan komisi untuk staf penjualan.

Ketika perusahaan mengalami penurunan pendapatan, kegiatan tersebut bisa diarahkan untuk membuat produk dan layanan populer di kalangan pelanggan sehingga bisa kembali bersaing dengan produk serupa di pasar.

5. Perbaikan dan perawatan kendaraan bermotor dan mesin

Kendaraan bermotor atau aset lain yang memiliki mesin selalu perlu perawatan secara periodik dan sewaktu-waktu. Umumnya, biaya pemeliharaan terjadi dalam bisnis yang mengandalkan kendaraan bermotor dan peralatan dalam fungsi normalnya.

Bisnis tersebut meliputi distributor, layanan pengiriman parsel, lansekap, layanan transportasi, dan penyewaan peralatan.

Manfaat Menghitung Biaya Overhead

Seperti disebutkan di atas, pengeluaran biaya overhead harus dicatatkan dalam pembukuan. Ada beberapa manfaat penting yang bisa Anda dapat dengan mencatat biaya overhead. Berikut penjelasannya.

1. Mengawasi Pengeluaran Biaya

Dengan mencatat dan menghitung biaya overhead, Anda akan terbantu dalam mengawasi pengeluaran biaya dalam bisnis secara keseluruhan[5].

Dengan adanya biaya ini, Anda bisa melihat apakah rencana pengeluaran sudah efisien atau tidak. Sebagai contoh, jika biaya overhead terlalu besar jika dibanding pengeluaran lain, Anda dapat melakukan beberapa penyesuaian dan pengeluaran biaya pun lebih terkontrol.

2. Mengetahui Rincian Alokasi Biaya

Menghitung biaya overhead akan membuat Anda tahu rincian dari masing-masing alokasi dana yang akan dikeluarkan. Selain itu, Anda akan terbantu dalam membuat anggaran dana untuk biaya overhead selanjutnya. Dengan begini, pembuatannya akan lebih terencana dan dapat menghindari pengeluaran yang berlebih.

3. Menentukan Harga dengan Lebih Tepat

Menghitung biaya overhead dapat berpengaruh menentukan harga produk yang tepat. Sebagai contoh, overhead tetap harus secara rutin meski penjualan lancar atau seret. Oleh karenanya, biaya ini bisa dijadikan faktor penentu harga produk.

Cara Menghitung Biaya Overhead

Untuk menghitung biaya overhead pabrik, ada beberapa langkah, yaitu penyusunan anggaran biaya overhead pabrik dan tahap memilih dan menaksir dasar pembebanan biaya overhead pabrik.

Ada dua faktor yang perlu diperhatikan dalam menaksir biaya pembebanan biaya overhead pabrik.

Pertama, memperhatikan jenis biaya overhead pabrik yang jumlahnya dominan dalam departemen produksi. Kedua, memperhatikan sifat-sifat biaya overhead pabrik yang dominan tersebut dan hubungannya dengan dasar pembebanan yang dipakai.

Dalam menghitung tarif biaya overhead pabrik, Anda dapat menggunakan rumus berikut:

Biaya overhead pabrik yang dianggarkan: Taksiran dasar pembebanan = Tarif biaya overhead pabrik

Mengurangi Biaya Overhead

Seperti disebutkan di atas, biaya overhead wajib dikeluarkan meski tidak berhubungan langsung dengan produksi. Namun, bukan berarti biaya ini tidak bisa ditekan. Berikut beberapa cara untuk mengurangi biaya overhead.

1. Anggarkan Biaya Overhead Lebih Tinggi

2. Lakukan Perawatan Preventif

Salah satu cara untuk menghindari kerusakan alat adalah dengan merawatnya dengan baik. Selain itu, menjaga peralatan tetap baik berguna agar alat bisa beroperasi secara efisien dan bertahan lebih lama.

3. Membangun Hubungan dengan Vendor

Pertimbangkan untuk menjadi pelanggan setia dari beberapa vendor terpilih untuk mendapatkan harga khusus sehingga memungkinkan menurunkan biaya produksi Anda. Selain itu, ketika bisnis sedang lesu, tidak ada salahnya membicarakan pengurangan biaya overhead kepada vendor.

4. Efisienkan Biaya Transportasi

Jika perusahaan Anda berkaitan erat dengan transportasi, pengelolaan armada atau fleet management patut diperhitungkan.

Fleet management bisa memaksimalkan efisiensi kendaraan, memantau waktu service, memantau konsumsi bahan bakar, serta meningkatkan keselamatan kendaraan dan pengemudinya. Artinya, Anda bisa melakukan efisiensi anggaran dan biaya operasional.

Sebagai contoh, Anda bisa menggunakan Shell Fleet Card sebagai salah satu mengelola kendaraan operasional bisnis Anda.

Saat memanfaatkan Shell Fleet Card, Anda serta manajemen perusahaan akan lebih mudah dan optimal melakukan kontrol di berbagai sektor. Beberapa sektor yang bisa diatur dengan Shell Fleet Card adalah budget bahan bakar, waktu administrasi, serta mengurangi kelalaian pegawai.

Anda bisa mendapatkan informasi awal terkait Shell Fleet Card dari website Shell. Sedangkan, jika Anda membutuhkan informasi lebih detail, Anda bisa menghubungi representative Shell

Itulah penjelasan lengkap tentang biaya overhead dan pengaruhnya terhadap keuangan perusahaan. Dapat disimpulkan bahwa biaya overhead adalah biaya yang harus dikeluarkan perusahaan agar bisnisnya bertahan. Namun, dengan manajemen yang baik, biaya overhead bisa ditekan.

[1] http://eprints.perbanas.ac.id/493/4/BAB%20II.pdf

[2] https://www.investopedia.com/terms/o/overhead.asp

[3] https://www.freshbooks.com/hub/accounting/calculate-overhead-cost

[4] https://corporatefinanceinstitute.com/resources/knowledge/accounting/overheads/

[5] https://www.jojonomic.com/blog/biaya-overhead/

[6] https://accurate.id/bisnis-ukm/cara-mengurangi-biaya-overhead/

Baca artikel terbaru kami

Memahami Asset Tracking dan Manfaat Penerapannya

Asset tracking adalah salah satu metode yang digunakan untuk menelusuri aktiva tetap atau aset fisik. Apa manfaatnya?

5 Manfaat Real Time Monitoring pada Bisnis Anda

Real Time Monitoring jadi cara efisien memantau operasional. Shell Fleet Card jadi implementasi Real Time Monitoring yang bermanfaat untuk bisnis Anda.

Bagaimana Cara Kerja RFID & Apa Saja Jenisnya?

Teknologi Radio Frequency Identification (RFID) bisa meningkatkan performa perusahaan manufaktur. Berikut penjelasannya!