Dalam era globalisasi saat ini, distribusi produk, terutama yang mudah rusak, menjadi semakin kompleks. Cold chain logistics hadir sebagai solusi untuk menjaga kualitas produk sepanjang rantai pasok. Sistem ini memastikan suhu produk tetap terkendali dari titik produksi hingga mencapai konsumen. Namun, mengoptimalkan cold chain bukanlah perkara mudah. Banyak tantangan yang harus dihadapi, mulai dari investasi yang besar hingga risiko kerusakan produk akibat fluktuasi suhu.

Artikel ini akan membahas secara mendalam mengenai pentingnya cold chain logistics, tantangan yang umum dihadapi, serta strategi distribusi yang efektif untuk mengoptimalkan sistem ini. Dengan menerapkan praktik terbaik dalam cold chain, bisnis Anda dapat meningkatkan efisiensi distribusi, mengurangi kerugian akibat kerusakan produk, serta menjaga kepuasan pelanggan.

Ingin produk Anda tetap segar dan berkualitas saat sampai di tangan konsumen? Mari kita pelajari bersama bagaimana cara mengoptimalkan cold chain logistics dalam distribusi. Artikel ini akan memberikan panduan lengkap, mulai dari pemilihan peralatan yang tepat hingga pemantauan suhu secara real-time.

Apa itu Cold Chain Logistics?

Cold chain logistics adalah proses pengiriman yang aman untuk produk-produk yang sensitif terhadap suhu. Proses ini menjaga produk agar tidak rusak selama transportasi. Vaksin, misalnya, harus disimpan dalam rentang suhu tertentu di gudang yang terkontrol suhunya dan diangkut dengan kendaraan transportasi yang berinsulasi dingin untuk distribusi. Jenis transportasi ini penting dalam menyediakan makanan dan perlengkapan medis berkualitas lebih baik di seluruh dunia.¹

Cold chain logistics yang efektif memberikan manfaat bagi industri makanan dan minuman serta industri farmasi dalam beberapa cara berikut:

  • Produk tidak mudah rusak, yang mengarah pada biaya penggantian inventaris yang lebih rendah dan pendapatan per pengiriman yang lebih tinggi.
  • Kepatuhan terhadap peraturan seputar transportasi makanan dan produk medis terpenuhi.
  • Peluang kerusakan produk lebih rendah, dan kualitas produk meningkat.
  • Rentang peluang transportasi lebih luas.

Proyek makanan dan medis yang perlu melakukan perjalanan jarak jauh dapat melakukannya berkat pengiriman cold chain.

Tantangan Cold Chain Logistics

  1. Variasi Suhu yang Tak Terkendali: Perubahan suhu yang tidak stabil dapat menyebabkan berbagai masalah seperti siklus pendinginan yang terlalu sering, peningkatan kelembaban, dan perbedaan suhu yang signifikan di berbagai area penyimpanan. Kondisi ini dapat merusak produk, menurunkan kualitas, dan bahkan mengancam kesehatan konsumen. Oleh karena itu, pengawasan suhu yang ketat dan pengendalian suhu yang tepat menjadi sangat penting.2
  2. Ketergantungan pada Peralatan: Ketergantungan pada peralatan pendukung merupakan tantangan utama dalam cold chain logistics. Kinerja peralatan yang tidak optimal atau kerusakan peralatan dapat menyebabkan fluktuasi suhu yang tidak diinginkan dan berdampak negatif pada produk. Untuk mengatasi hal ini, pemeliharaan peralatan secara berkala dan pemantauan kinerja peralatan secara terus-menerus menjadi kunci keberhasilan.
  3. Menjaga Kualitas dan Keamanan Produk: Menjaga kualitas dan keamanan produk merupakan tantangan yang kompleks dalam cold chain logistics. Produk yang disimpan dalam suhu terkendali harus tetap bersih dan terhindar dari kontaminasi. Risiko kontaminasi dapat meningkat akibat proses penanganan yang tidak tepat atau penyimpanan yang tidak higienis. Oleh karena itu, penerapan prosedur penanganan yang higienis dan kepatuhan terhadap standar sanitasi sangat penting. Selain itu, penggunaan kemasan yang sesuai dan perlindungan terhadap kerusakan fisik juga menjadi faktor penting dalam menjaga kualitas produk.
  4. Pengiriman yang Terlalu Lama: Pengiriman yang terlalu lama dapat meningkatkan berbagai risiko yang mungkin terjadi pada barang akan dikirimkan. Oleh karena itu, Anda perlu menggunakan strategi manajemen operasional yang efektif dengan Shell Fleet Insight melalui Shell Card.

Cara Mengoptimalkan Cold Chain Logistics dalam Distribusi

Cold chain logistics merupakan sistem manajemen yang kompleks, yang bertujuan untuk menjaga suhu produk yang sensitif terhadap suhu dari titik produksi hingga ke tangan konsumen. Optimasi dalam sistem ini sangat penting untuk menjaga kualitas produk, mengurangi kerugian, dan meningkatkan efisiensi.

Berikut adalah beberapa cara untuk mengoptimalkan cold chain logistics dalam distribusi:

1. Pemantauan Suhu yang Akurat

Pemantauan suhu merupakan aspek kritis dalam memastikan integritas produk-produk yang sensitif terhadap suhu sepanjang rantai pasok. Dengan menerapkan sistem pemantauan suhu yang komprehensif, perusahaan dapat meminimalkan risiko kerusakan produk, meningkatkan kepuasan pelanggan, dan memenuhi standar regulasi yang berlaku.

Gunakan sensor suhu yang terpasang pada produk atau kemasan untuk memantau suhu secara real-time. Selain itu, implementasikan sistem monitoring yang terintegrasi untuk melacak suhu sepanjang rantai pasok.

2. Optimasi Rute dan Jadwal

Gunakan perangkat lunak perencanaan rute dinamis untuk mengoptimalkan rute pengiriman berdasarkan kondisi lalu lintas dan suhu. Dalam hal ini, Anda dapat menggunakan Shell Fleet Insight melalui Shell Card sebagai salah satu strategi manajemen operasional perusahaan, Anda dapat menikmati fitur-fitur canggih seperti pelacakan kendaraan, kontrol pengeluaran bahan bakar, dan analisis data, sehingga pengiriman barang menjadi lebih efektif. 

Setelah itu, kelompokkan produk berdasarkan persyaratan suhu untuk meminimalkan pembukaan pintu kendaraan dan fluktuasi suhu dan jadwalkan pengiriman pada waktu yang tepat untuk meminimalkan paparan produk terhadap suhu ekstrem.

3. Peningkatan Kualitas Kemasan

Pemilihan kemasan yang tepat merupakan faktor krusial dalam menjaga integritas produk sepanjang cold chain. Kemasan yang dirancang dengan baik akan melindungi produk dari fluktuasi suhu, kerusakan fisik, dan kontaminasi.

Karakteristik Kemasan Ideal untuk Produk Cold Chain:

  • Insulasi Termal: Kemasan harus memiliki kemampuan isolasi termal yang tinggi untuk meminimalkan transfer panas antara produk dan lingkungan sekitarnya. Material insulasi seperti styrofoam, poliuretan, atau vakum panel umumnya digunakan untuk tujuan ini.
  • Kekuatan Struktural: Kemasan harus dirancang dengan kekuatan struktural yang memadai untuk melindungi produk dari benturan, tekanan, dan getaran selama proses transportasi. Penggunaan material yang kuat dan tahan lama seperti karton bergelombang atau plastik HDPE dapat menjadi pilihan yang tepat.
  • Ketahanan terhadap Kelembaban: Kemasan harus tahan terhadap kelembaban untuk mencegah kondensasi air di dalam kemasan yang dapat merusak produk. Penggunaan lapisan pelindung atau bahan penyerap kelembaban dapat membantu mengatasi masalah ini.
  • Efisiensi Ruang: Desain kemasan harus memaksimalkan pemanfaatan ruang dalam kendaraan transportasi untuk meningkatkan efisiensi distribusi. Kemasan yang dapat ditumpuk dan dilipat akan sangat membantu dalam hal ini.

4. Pemeliharaan Peralatan

Peralatan yang berfungsi dengan optimal akan memastikan suhu produk terkendali dengan baik, sehingga kualitas dan keamanan produk terjaga. Berikut beberapa hal yang wajib diperhatikan:

  1. Kalibrasi Berkala: Kalibrasi adalah proses penyesuaian kinerja peralatan agar sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Kalibrasi berkala pada peralatan pendingin, seperti termometer dan termostat, sangat penting untuk memastikan akurasi pengukuran suhu. Penyimpangan suhu yang kecil sekalipun dapat berdampak signifikan pada kualitas produk, terutama untuk produk yang sangat sensitif terhadap suhu.
  2. Penyediaan Peralatan Cadangan: Kerusakan peralatan dapat terjadi kapan saja dan dapat mengganggu operasional cold chain. Oleh karena itu, penyediaan peralatan cadangan seperti kompresor, evaporator, atau filter sangat penting untuk meminimalkan downtime. Peralatan cadangan harus disimpan dalam kondisi yang baik dan siap digunakan saat dibutuhkan.
  3. Penyediaan Peralatan Cadangan: Kerusakan peralatan dapat terjadi kapan saja dan dapat mengganggu operasional cold chain. Oleh karena itu, penyediaan peralatan cadangan seperti kompresor, evaporator, atau filter sangat penting untuk meminimalkan downtime. Peralatan cadangan harus disimpan dalam kondisi yang baik dan siap digunakan saat dibutuhkan.

5. Pelatihan Karyawan

Sumber daya manusia merupakan aset yang paling berharga dalam suatu perusahaan. Oleh karena itu, pelatihan dan pengembangan karyawan menjadi kunci keberhasilan dalam mengelola cold chain.

Untuk memastikan bahwa seluruh karyawan yang terlibat dalam proses cold chain memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai, perusahaan perlu menyelenggarakan program pelatihan yang komprehensif. Selain itu, perusahaan harus mengembangkan SOP yang jelas dan mudah dipahami untuk setiap tahapan dalam cold chain. SOP ini berfungsi sebagai panduan bagi karyawan dalam melaksanakan tugas sehari-hari dan memastikan konsistensi dalam penerapan prosedur.

Selain pelatihan, sertifikasi karyawan juga merupakan langkah penting untuk memastikan kompetensi dan keahlian mereka. Sertifikasi dapat diperoleh melalui lembaga pelatihan yang diakui dan memberikan pengakuan formal atas kemampuan karyawan dalam menjalankan tugas-tugas yang berkaitan dengan cold chain.

6. Menggunakan Shell Card

Selanjutnya, hal yang paling praktis dan efisien untuk distribusi Cold Chain secara efektif dalam bisnis adalah menggunakan Shell Card. Dengan Shell Fleet Insight melalui Shell Card sebagai salah satu strategi manajemen operasional perusahaan, Anda dapat menikmati fitur-fitur canggih seperti pelacakan kendaraan, kontrol pengeluaran bahan bakar, dan analisis data, sehingga pengiriman barang menjadi lebih efektif. Selain itu, Shell Fleet Insight juga dapat membantu Anda dalam beberapa hal berikut ini.

  • Mengurangi biaya operasional: Optimalkan penggunaan bahan bakar dan identifikasi potensi penghematan biaya.
  • Meningkatkan keselamatan pengemudi: Pantau perilaku mengemudi dan identifikasi risiko kecelakaan.
  • Memudahkan administrasi: Sederhanakan proses reimburse dan audit pengeluaran bahan bakar.
  • Meningkatkan visibilitas: Dapatkan gambaran yang jelas tentang kinerja armada Anda.
  • Menghemat bahan bakar: Dengan menggunakan Shell Card, Anda dapat melakukan penghematan bahan bakar hingga 3% sehingga jarak tempuh kendaraan lebih jauh.

Nah, itu dia beberapa cara mengoptimalkan cold chain logistics dalam distribusi. Dalam hal ini, Shell Fleet Insight dapat membuat perusahaan bisa melakukan manajemen keuangan perusahaan lebih efektif. Sebab, adanya Realtime Monitoring membuat bisnis Anda lebih mudah melakukan kontrol anggaran bahan bakar, pengalokasian dana, menganalisa transaksi bahan bakar, minimalisasi waktu administrasi, dan mengurangi kelalaian pegawai.

Bagi Anda yang tertarik dengan Shell Card, Anda dapat menghubungi Shell Team dalam laman berikut ini.

Referensi:

1 https://redarrowlogistics.com/trucking/7-ways-to-optimize-cold-chain-logistics/

https://mile.app/id/blog/cara-mengoptimalkan-cold-chain-logistics

Shell Fleet Solutions

Kartu BBM Pascabayar untuk efisiensi operasional armada, yang menawarkan kemudahan, fleksibilitas, kontrol, transparansi, dan penghematan untuk efisiensi perusahaan Anda.

Pelajari Lebih Lanjut

Baca artikel terbaru kami

Memahami Manajemen Anggaran Perusahaan: Biaya Lebih Efisien!

Bagaimana atau sejauh apa budget management bisa memberikan cost reduction dan efisiensi penggunaan aset bagi perusahaan? Simak informasi berikut!

Efisiensi Biaya Operasional: Definisi, Rumus, dan Strategi Tepat Bagi Perusahaan

Untuk memahami lebih lanjut mengenai efisiensi biaya operasional, simak informasi berikut ini!

Mengenal Lebih Dekat Anggaran Biaya Operasional Bisnis

Anggaran biaya operasional adalah biaya yang dikeluarkan untuk menjaga proses penjualan, pemasaran, atau administrasi agar bisa berjalan lancar. Cari tahu info lengkapnya di sini!!