Sebuah perusahaan perlu kontrol atau pengelolaan keuangan agar tetap stabil dan mendapatkan keuntungan optimal. Oleh karena itu, memahami Cost Structure atau struktur biaya sangat penting bagi unit bisnis.

Agar lebih jelas, artikel ini akan membahas definisi Cost Structure, analisis, indicator hingga fungsi Cost Structure untuk dunia bisnis. Simak selengkapnya berikut ini!

Definisi Cost Structure

Secara umum, Cost Structure adalah total keseluruhan biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk menunjang seluruh operasional bisnisnya. Umumnya, Cost Structure terbagi dalam 2 jenis biaya utama, yaitu fixed cost dan variable cost.1

Cost structure juga digunakan sebagai sarana menetapkan harga jika Anda memakai strategi penetapan harga berbasis biaya.2

Jenis Analisis Cost Structure

Cost Structure adalah salah satu elemen dalam business model canvas (BMC) . Cost structure BMC mencakup pemerataan biaya bagi tiap divisi untuk dapat menjalankan aktivitasnya. Pemerataan biaya tersebut disesuaikan dengan value proposition.3

Banyaknya elemen dan peran vital dari Cost Structure membuat perusahaan harus fokus pada topik Cost Structure. Karena itu, Cost Structure yang masuk sebagai bagian BMC akan menjadikan perusahaan lebih mudah melakukan efisiensi anggaran dan biaya operasional4,5

Ada beberapa jenis Cost Structure atau struktur biaya dalam pelaksanaan bisnis. Dalam operasional sehari-hari perusahaan, sejumlah perhitungan yang bisa menjadi contoh Cost Structure adalah6:

  • Biaya Tetap

Biaya tetap bersifat teratur dan cenderung tidak mengalami fluktuasi harga dari waktu ke waktu. Contoh biaya tetap seperti sewa, bunga, tenaga kerja dan pajak properti.

  • Biaya Variabel

Biaya variabel adalah biaya yang selalu mengalami perubahan sesuai jumlah produk yang dihasilkan perusahaan. Contohnya yakni biaya tenaga kerja tidak langsung, bonus, komisi, biaya pemasaran, utilitas dan biaya bahan langsung.

  • Alokasi Biaya

Alokasi biaya merupakan proses menganalisis biaya yang keluar, mengumpulkan harta atau aset, hingga melakukan objek biaya secara lebih tepat. Contohnya seperti unit bisnis, proyek, produk, departemen, dan konsumen lain.

  • Pengumpulan Biaya

Pengumpulan biaya adalah sebuah pengelompokan biaya pada individu. Alokasi biaya ini harus dibuat dengan baik. Contoh pengumpulan biaya adalah biaya pemeliharaan, biaya overhead, serta biaya tetap lain.

Indikator Cost Structure

Ada sejumlah indikator atau elemen penting dalam struktur biaya. Berikut sejumlah komponen Cost Structure yang jamak terdapat di perusahaan7,8:

  • Struktur Biaya Produk

Product Cost Structure merupakan pengeluaran untuk tenaga kerja langsung dan pengeluaran ekstra pabrik. Sedangkan pada biaya variabel merujuk pada pengeluaran untuk bahan baku, perlengkapan produksi, komisi, dan upah borongan.

  • Struktur Biaya Lini Produk

Pada pos ini, biaya tetap seperti biaya ekstra administratif, biaya ekstra pabrik, dan tenaga kerja langsung. Sedangkan pada biaya variabel mencakup bahan langsung, perlengkapan produksi dan komisi.

  • Struktur Biaya Konsumen

Pada pos ini, biaya tetap termasuk pengeluaran ekstra administratif untuk pelayanan pelanggan dan klaim garasi. Adapun biaya variabelnya adalah biaya barang dan jasa yang dijual ke konsumen, retur penjualan, dan kredit bisnis.

  • Struktur Biaya Servis

Pada pos ini, biaya tetapnya adalah biaya tambahan administratif. Sedangkan biaya variabelnya meliputi pendapatan karyawan, bonus, pajak, travel, dan biaya hiburan.

Fungsi Cost Structure Bagi Perusahaan

Cost structure memiliki fungsi penting bagi perkembangan perusahaan. Hal ini karena perusahaan dapat melakukan efisiensi dalam cost management dengan memahami struktur biaya dengan benar. 9,10

Anda perlu menyusun kebijakan dengan cerdas dan hati-hati sehingga pengelolaan struktur biaya dapat benar-benar bermanfaat bagi bisnis.

Manajemen anggaran dapat membantu bisnis Anda untuk mengupayakan cost saving dan lebih efisien dan mengantisipasi risiko kerugian.

Contoh Implementasi Cost Structure

Contoh sederhana implementasi struktur biaya yakni dalam hal pengelolaan biaya overhead. Dengan keberadaan Cost Structure, biaya overhead produksi akan memakai jam kerja langsung sebagai acuan dasar perhitungan alokasi biaya.

Perusahaan awalnya tentu akan mengakumulasi biaya overhead selama jangka waktu tertentu, misal setahun. Setelah itu total biaya overhead dibagi menggunakan jumlah total jam kerja. Hasil perhitungan biaya overhead tersebut diturunkan menjadi biaya per jam kerja. Sederhananya, perusahaan akan mengalikan biaya per jam dengan jumlah jam kerja dalam membuat sebuah produk.

Salah satu trik menghemat biaya operasional adalah menggunakan Shell Fleet Card untuk manajemen kendaraan perusahaan.

Shell Fleet Card memudahkan perusahaan Anda melakukan kontrol anggaran bahan bakar, pengalokasian dana, efisien, menganalisa transaksi bahan bakar, minimalisasi waktu administrasi, hingga mengurangi kelalaian pegawai dalam proses pelaporan.

Dengan berbagai variabel yang dimiliki, maka akan dibutuhkan waktu dan SDM khusus yang fokus pada perhitungan Cost Structure. Karena itulah, Shell Fleet Card menawarkan solusi efektif dan efisien. Sehingga perusahaan bisa berjalan lebih efektif, efisien, hemat, dan sesuai target.

Pelajari Solusi Shell Fleet

Tim Anda

Manfaatkan berbagai keahlian dan peralatan yang akan membantu Anda menjalankan tim yang sehat dan bahagia, demi mendapatkan hasil yang terbaik dari bisnis Anda.

Keamanan

Pantau semua pengeluaran Anda di mana pun dan kapan pun untuk menghindari risiko penyalahgunaan biaya bahan bakar .

Keberlanjutan

Dapatkan rangkaian produk dan layanan terbaru untuk membantu Anda membuat pilihan yang baik untuk lingkungan dan bisnis yang Anda jalankan.

Manajemen

Dengan lebih banyak informasi di ujung jari Anda, Anda dapat membuat keputusan yang lebih tepat tentang segala hal, mulai dari penganggaran hingga perencanaan perjalanan.