Break Even Point adalah kondisi ketika jumlah pendapatan dan pengeluaran perusahaan sama. BEP sangat penting karena membantu manajemen mencapai titik keseimbangan antara biaya dan pendapatan dalam sebuah bisnis.

Karena itulah, Shell mengajak Anda memahami lebih mendalam tentang pengertian BEP, bagaimana cara menghitung bep produksi, contoh cara menghitung BEP, simak penjelasan berikut.

Pengertian BEP (Break Event Point)

Pengertian Break Even Point adalah titik ketika tingkat penjualan dan biaya produksi berada dalam posisi yang sama sehingga perusahaan tidak menghasilkan atau kerugian.

BEP terjadi ketika perusahaan menggunakan biaya tetap (cost management, biaya rutin) dalam sebuah proyek, sedangkan tingkat penjualan hanya mencukupi untuk menutup biaya tetap dan variabel lain.1

BEP sangat penting diketahui untuk membantu perusahaan membuat keputusan, seperti menaikkan harga produk atau mengurangi biaya operasional.

Pada prinsipnya, BEP memberitahu Anda terkait tingkat harga, profit, dan metrik lainnya yang harus dicapai agar tidak mengalami kerugian. Sebagai contoh, jika ongkos sebuah produksi sebesar Rp 100 juta, maka perusahaan harus mencapai minimal Rp 100 juta untuk mendapatkan keuntungan.

Tujuan break even point adalah mengurangi biaya produksi, biaya operasional, dan menekan biaya tersebut seminimal mungkin tanpa mengesampingkan kualitas atau kuantitas produk.

Sejarah atau Bagaimana Konsep Tersebut Dikembangkan

BEP atau juga disebut titik impas berasal dari konsep ekonomi point of indifference atau poin ketidakpedulian.

Dalam perspektif ekonomi, poin tersebut menunjukkan capaian penjualan barang membuat pengambil kebijakan tidak peduli. Sebab, poin yang didapat tidak memuaskan atau dijadikan bahan beropini.2

Konsep BEP pertama kali dikenal pada awal abad ke-20. Pada tahun 1930-an, analisis Break Even Point semakin berkembang. Salah satu buku terkenal yang membahas BEP adalah "La Theorie de l'Equilibre Economique" dari Prancis.

Kemudian, metode dan cara menghitung BEP perusahaan jadi makin populer. Plus, sering digunakan untuk menganalisis keseimbangan antara biaya produksi dan pendapatan dalam berbagai kegiatan usaha.

Manfaat Penerapan Break Even Point

Setelah mengetahui pengertian BEP di atas, mari mengulik apa saja manfaat melakukan analisis BEP bagi sebuah perusahaan.

1. Menentukan Harga

Analisis titik impas menunjukkan berapa banyak barang yang dijual untuk mendapat untung. Dalam hal ini, pembuat kebijakan dapat menentukan harga produk untuk mencapai tujuan finansial perusahaan. Analisis ini menentukan suatu produk layak dijual atau terlalu berisiko jika dijual.3

2. Evaluasi Kinerja

BEP dapat digunakan untuk mengevaluasi kinerja mereka, yakni jika tingkat penjualan aktual berada di atas BEP, maka perusahaan menghasilkan keuntungan. Sebaliknya, jika tingkat penjualan di bawah BEP, perusahaan akan mengalami kerugian.

3. Evaluasi Risiko

Analisis BEP dapat membantu Anda mengurangi risiko dengan menghindari keputusan investasi atau lini produk yang kemungkinan tidak perform.

BEP juga dapat diterapkan secara strategis untuk mencapai efisiensi anggaran dan biaya operasional dalam bisnis.

Formula Umum untuk Menghitung Break Even Point

Anda dapat menghitung Break Even Point perusahaan dengan rumus berikut:

Break Even Point dalam Unit = Biaya Tetap ÷ (Harga - Biaya Variabel)4

Dengan kata lain, BEP sama dengan total biaya tetap dibagi dengan selisih antara harga satuan dan biaya variabel.

Perhatikan bahwa dalam rumus ini biaya tetap dinyatakan sebagai total semua biaya overhead perusahaan.

Sementara itu, harga dan biaya variabel merupakan biaya per unit atau harga setiap produk yang terjual.

Rumus kedua yang bisa digunakan, yakni:

BEP di dalam Unit = Biaya Tetap / Kontribusi Margin per unit5

Kontribusi margin dihitung dengan mengurangkan biaya variabel item dari harga jual.

Langkah-langkah Perhitungan Break Even Point

Setelah mengetahui rumus menghitung BEP, berikut contoh cara menghitung BEP perusahaan di bidang layanan pengiriman barang atau menggunakan armada.

1. Identifikasi Biaya Tetap dan Biaya Variabel

Biaya tetap: gaji sopir per bulan Rp5.000.000, asuransi armada per bulan Rp2.000.000, dan sewa garasi per bulan Rp3.000.000. Total biaya tetap: Rp10.000.000.

Biaya Variabel: Rata-rata bahan bakar per perjalanan Rp1.000.000, biaya perawatan dan suku cadang rata-rata per bulan Rp1.500.000. Total biaya variabel: Rp2.5000.000.

2. Hitung Harga Unit

Untuk mendapatkan kontribusi margin, hitung harga unit yang didapatkan perusahaan, atau dalam kasus ini adalah biaya pengiriman barang. Contoh, biaya per pengiriman: Rp500.000.

3. Kontribusi Margin

Kontribusi Margin = Harga Jual per Pengiriman - Biaya Variabel per Pengiriman. Kontribusi Margin = Rp 500.000 - Rp 2.500.000 = -Rp 1.000.000.

Dari contoh itu dapat diketahui, kontribusi margin negatif menunjukkan setiap pengiriman menghasilkan kerugian di awal.

Namun, Anda dapat menghitung BEP untuk mengetahui jumlah pengiriman yang harus dicapai untuk mencapai titik impas.

4. Hitung Break Even Point (BEP) Pengiriman

BEP (dalam pengiriman) = Total Biaya Tetap / Kontribusi Margin per Pengiriman BEP (dalam pengiriman) = Rp10.000.000 / -Rp1.000.000 = 10 pengiriman.

Dari contoh itu, perusahaan harus melakukan minimal 10 pengiriman untuk mencapai titik impas.

Bagi Anda yang menjalankan bisnis dengan armada, Shell Fleet Card dapat menjadi andalan solusi pengelolaan bahan bakar atau cost reduction.

Dengan jaringan produk bahan bakar terbaik dan terluas, Shell Fleet Card dapat untuk membantu mengelola besaran biaya tetap dan variabel.

Artinya, Shell tidak mendukung Anda dengan sekedar memahami pengertian BEP saja. Shell menjadi salah satu supporting system bisnis Anda mengelola pembiayaan pengiriman. Sehingga memudahkan bisnis Anda menghitung dan mengelola BEP.