Kebutuhan bahan bakar minyak terus meningkat beriringan dengan perkembangan industri dan kebutuhan masyarakat sehari-hari. Akibatnya, eksploitasi energi tak terkendali, sehingga membuat cadangan minyak bumi semakin menipis. Karena itulah, muncul ide mengembangkan bahan bakar ramah lingkungan.

Solusi yang muncul kini adalah mengembangkan sumber energi terbarukan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan, salah satunya bahan bakar nabati berupa biodiesel. Lalu, apa sebenarnya biodiesel? Apa saja sumber, jenis dan pemanfaatan biodiesel? Simak penjelasannya berikut ini!

Pengertian Biodiesel

Biodiesel adalah minyak dari tumbuhan atau hewan yang dipakai sebagai alternatif pengganti solar untuk armada dengan mesin diesel. Biodiesel berasal dari bahan baku minyak sawit mentah (Crude Palm Oil), minyak jarak, minyak nyamplung, minyak kelapa, minyak ikan hingga Palm Fatty Acid Distillate (PFAD).

Karena sifat fisiknya sama dengan minyak solar, biodiesel dapat digunakan untuk menggantikan solar sebagai bahan bakar mesin diesel. Biodiesel tidak memiliki kandungan bahan bakar minyak bumi, tapi dapat dicampur sesuai perbandingan tertentu.

Biodiesel dapat digunakan pada mesin diesel tanpa modifikasi dan memungkinkan efisiensi bahan bakar.

Sumber dan Jenis Biodiesel

Sesuai pengertiannya, biodiesel bersumber dari minyak nabati dan hewani. Tidak seperti bioetanol yang menghasilkan kandungan seragam meski berbeda bahan baku, sumber bahan baku biodiesel bakal menentukan sifat kimia yang berbeda satu dengan yang lainnya.

Sebagai catatan, ada dua pembagian bahan-bahan olahan diesel. Pembagian itu berdasarkan dari macam lemak/minyaknya, yakni lemak pangan (editable fatty oil) atau lemak non-pangan (non editable fatty oil).

Sumber olahan biodiesel dari bahan pangan di antaranya kacang, sawit, kelapa, kacang, kelor, saga utan, kasumba/kembang pulu, dan lain sebagainya.

Adapun sumber non-pangan di antaranya kemiri, nimba, kapok, jarak pagar, nyamplung, kesambi, randu alas, jarak gurita, jarak landi, dan lain sebagainya.

Sementara minyak nabati atau golongan lemak nabati adalah contoh tanaman yang dapat dengan mudah ditanam dan tumbuh di sekitar kita. Penggunaan bahan baku dari tumbuhan lebih dominan dan sudah digunakan untuk skala industri.

Biodiesel dari minyak kelapa sawit menjadi salah satu bahan baku yang cukup produktif. Berikut sejumlah jenis dan contoh biodiesel:

Biodiesel B20

Biodiesel 20 merupakan produk hasil pencampuran 20% Biodiesel dengan 80% bahan bakar minyak jenis solar. Program pemerintah ini diberlakukan sejak Januari 2016 sesuai Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 12 tahun 2015 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Menteri ESDM nomor 32 tahun 2008.

Biodiesel B30 & B35

Biodiesel B30 merupakan produk hasil pencampuran 30% biodiesel dengan 70% bahan bakar minyak jenis solar.

Program ini aktif berjalan di Januari 2020 sesuai Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 12 tahun 2015 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Menteri ESDM nomor 32 tahun 2008.

Sejak Desember 2022 hingga Januari 2023, pemerintah Indonesia mulai gencar menyuarakan transisi B30 menjadi B35 untuk digunakan masyarakat luas.

Komposisi B35 terdiri dari 35% BBN/biodiesel dan 65% solar. B35 sendiri akan mulai bisa digunakan masyarakat umum per 1 Februari 2023.

Biodiesel B100

Biodiesel B100 merupakan bahan bakar nabati untuk aplikasi mesin diesel berupa ester metil asam lemak (fatty acid methyl ester atau FAME) yang terbuat dari minyak nabati atau lemak hewani melalui proses esterifikasi atau transesterifikasi.

Pemanfaatan Biodiesel

Biodiesel sedang digencarkan sebagai bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan di Indonesia. Biodiesel dimanfaatkan untuk menggantikan energi fosil yang tidak terbarukan dan meninggalkan lebih banyak emisi gas Rumah Kaca sehingga menurunkan kualitas lingkungan.

Kini sudah banyak sektor yang memanfaatkan biodiesel.

Merujuk Peraturan Menteri No. 12 Tahun 2015 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 32 Tahun 2008 tentang Penyediaan, Pemanfaatan, dan Tata Niaga Bahan Bakar Nabati (Biofuel) Sebagai Bahan Bakar Lain, jenis sektor yang wajib menerapkan biodiesel adalah:

  • Usaha mikro
  • Usaha perikanan
  • Usaha pertanian
  • Transportasi dan pelayanan umum/PSO (Public Service Obligation)
  • Transportasi non PSO
  • Pembangkit listrik
  • Industri
  • Komersial

Untuk mendukung pengelolaan bahan bakar yang efisien dan ramah lingkungan, Shell juga memiliki produk biodiesel. Bahkan, untuk kebutuhan armada perusahaan, Shell menyediakan Shell Fleet Card.

Produk unggulan Shell merupakan fleet management yang memungkinkan perusahaan melakukan praktik manajemen terpadu bagi seluruh armadanya. Shell Fleet Card memungkinkan perusahaan Anda mengontrol budget bahan bakar, alokasi dana, hemat bensin, dan analisa armada secara menyeluruh.

Dengan begini, perusahaan dapat meminimalisasi waktu administrasi, mengurangi kelalaian pegawai dalam proses pelaporan, serta melakukan praktik manajemen dengan lebih aman dan mudah.

Untuk informasi lengkap seputar fleet management atau biodiesel dari Shell, Anda bisa merujuk pada laman resmi Shell Indonesia.