Shell Mempertemukan Pemikir Utama Asia untuk Menjawab Tantangan Global Nexus: Energi, Air dan Pangan
Feb 06, 2014
Kota Manila hari ini menjadi tuan rumah forum Shell Powering Progress Together yang mempertemukan lebih dari 350 delegasi baik dari pemerintah, pelaku bisnis dan masyarakat sipil.
Para pembicara terdiri dari Hon. Carlos Jericho Petilla, Secretary, Philippine Department of Energy, Manila; Vinod Thomas, Director General of Independent Evaluation from the Asian Development Bank; Mr. Jose Ma. Lorenzo Tan, Chief Executive Officer of World Wildlife Fund Philippines dan Brahma Chellaney, Professor of Strategic Studies, India Centre for Policy Research, yang membahas pengaruh dari tantangan yang dihadapi sumber daya vital di dunia beserta solusi potensialnya.
Menurut data Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Skenario Shell, permintaan akan energi global, air, dan pangan diperkirakan akan meningkat sebesar 40-50% pada 2030 karena meningkatnya pertumbuhan dan kebutuhan penduduk. Hal ini akan memberikan tekanan besar terhadap sumber daya vital karena energi digunakan untuk memindahkan dan mengolah air, sementara air dibutuhkan untuk menghasilkan energi, dan energi maupun air diperlukan dalam produksi makanan.
Forum ini digelar dengan tujuan untuk menginspirasi ide-ide dan kemitraan baru guna menghadapi masalah kompleks yang ditimbulkan oleh keterkaitan energi, air, dan pangan di Filipina serta di seluruh Asia. Dalam diskusi ini, para pembicara membahas bahwa saat ini adalah masa kejayaan Asia. Oleh karena itu, masyarakat di kawasan Asia harus mencari inovasi solusi baru, membuat pilihan, dan mengambil tindakan dalam mengatasi tantangan-tantangan yang kompleks untuk mempertahankan tren pertumbuhannya. Selain itu, kolaborasi akan menjadi sangat penting karena resiko bersama ini tidak hanya ditangani oleh satu organisasi atau individu, tetapi oleh kerangka kerjasama yang inklusif dan kolektif untuk jangka panjang.
Berbicara dalam forum Powering Progress Together, Simon Henry, Chief Financial Officer Royal Dutch Shell mengatakan, "Tim Skenario Shell memprediksi bahwa kebutuhan energi akan meningkat dua kali lipat pada 2060 hanya untuk Asia saja. Hal ini merupakan sebuah peningkatan yang sangat besar dan menjadi alasan yang kuat bagi kita untuk mulai melakukan aksi bersama di kawasan ini." Ia menambahkan bahwa pemerintah, pelaku bisnis dan masyarakat sipil perlu mendukung terciptanya sebuah model baru dalam bentuk kerjasama lintas sektor, publik-swasta, dan lintas negara."
Sebelum forum ini, Shell telah mengadakan serangkaian survei Energi Masa Depan di sembilan negara di Asia. Survei menunjukkan bahwa delapan dari 10 orang Asia yang menjadi responden memberikan peringkat sangat penting pada kebutuhan energi masa depan, di samping isu-isu seperti pendidikan dan biaya hidup. Responden sepakat bahwa kerja sama antara pemerintah, masyarakat umum dan pelaku industri, serta inovasi dan insentif untuk energi yang lebih bersih adalah faktor yang paling penting dalam membentuk kebutuhan energi masa depan. Peran pemerintah dianggap sangat penting di kebanyakan negara, sedangkan peran masyarakat umum disebut sebagai yang paling penting untuk Thailand.
Forum ini diselenggarakan bersamaan dengan Shell Eco-marathon Asia 2014 di Manila, Filipina dan atas kerjasama dengan Pemerintah Filipina, khususnya the Departemen Pariwisata, Departemen Energi dan Pemerintah Kota Manila. Forum ini juga didukung oleh mitra global yaitu HP (Official Global Information Technology (IT) Partner), Michelin (Official Global Paddock Partner and Tyre Supplier), The Linde Group (Official Global Paddock Partner) dan Southwest Research Institute (Official Global Paddock Partner), dan mitra lokal dari sektor swasta seperti Unilever Philippines, Solane, Coca-Cola, Globe, Lego dan Hyundai.
CATATAN UNTUK EDITOR
Bergabunglah dalam diskusi Nexus Energi, Air, Pangan di #ShellPoweringProgress dan pelajari lebih lanjut mengenai survei Energi Masa Depan Shell.
Tentang Shell Eco-marathon
Shell Eco-marathon (SEM) berawal pada 1939 di sebuah laboratorium penelitian Shell di Amerika Serikat ketika para ilmuwan bertaruh untuk merancang kendaraan yang dapat menempuh jarak terjauh dengan bahan bakar seminimum mungkin. Pemenang kompetisi ini ternyata dapat menempuh jarak 50 mpg (21 km/liter). Dari inisiatif yang sederhana ini, lahirlah sebuah ide untuk menyelenggarakan kompetisi yang lebih terorganisir yakni Shell Eco-marathon yang ada sekarang ini. Pada bulan April 2007, ajang Shell Eco-marathon America diselenggarakan di Amerika Serikat dan di tahun 2010 Shell Eco-marathon Asia dilangsungkan untuk pertama kalinya di Malaysia.
Malaysia telah menjadi tuan rumah untuk acara SEM Asia hingga tahun 2013. Pada tahun 2014 hingga 2016, acara SEM Asia akan diselenggarakan di Manila, Filipina. Untuk informasi lebih lanjut mengenai ajang Shell Eco-marathon 2014 di seluruh dunia, termasuk peraturan resmi, instruksi pendaftaran dan rincian hadiah, silakan kunjungi halaman web Shell Eco-marathon diĀ www.shell.com/ecomarathon