Mahasiswa Indonesia di Shell Eco-marathon Asia 2015: Kepedulian untuk Energi Masa Depan
Feb 18, 2015
Indonesia siap mengirimkan perwakilan mahasiswa dari berbagai kota untuk mengikuti kompetisi Shell Eco-marathon 2015 di Manila, Filipina, dari 25 Februari – 1 Maret 2015.
Shell Eco-marathon Asia 2015 merupakan tantangan super-mileage tahunan yang dirancang untuk menginspirasi inovasi mahasiswa untuk merancang, membangun dan menguji kendaraan yang dapat menempuh jarak terjauh dengan konsumsi energi/bahan bakar yang paling sedikit.
Setelah melewati proses seleksi ketat, Indonesia akan diwakili oleh 23 tim mahasiswa dari 17 perguruan tinggi yang tersebar di 11 kota dari seluruh pelosok negeri pada Shell Eco-marathon Asia 2015.
Presiden Direktur dan Country Chairman Shell Indonesia, Darwin Silalahi, mengatakan, “Kami bangga, antusiasme mahasiswa Indonesia terhadap SEM Asia semakin besar setiap tahunnya. Mereka berani merespon tantangan untuk berinovasi dalam membangun kendaraan super efisien, melakukan riset dan uji coba menggunakan sumber-sumber energi baru yang bisa dimanfaatkan di masa depan, baik sebagai alternatif bahan bakar transportasi, ataupun penunjang pembangunan infrastruktur di Indonesia.”
Darwin menambahkan, “Salah satu tantangan terpenting yang akan dihadapi Indonesia di masa depan adalah kebutuhan energi bahan bakar yang terus meningkat. Jumlah energi yang semakin terbatas, memotivasi para generasi muda untuk menciptakan energi baru yang bisa diterapkan pada moda transportasi masa depan. Seperti misalnya, bahan bakar nabati (biofuel) ethanol yang berasal dari tumbuhan, dimanfaatkan oleh beberapa tim peserta SEM Asia sebagai sumber energi untuk kendaraan yang mereka ciptakan.”
Sebanyak 133 tim yang berasal dari 17 negara di kawasan Asia Pasifik, Timur Tengah dan Afrika akan bertanding dalam Shell Eco-marathon Asia 2015 yang telah memasuki tahun ke-5. Para peserta akan bertanding untuk menaklukkan sirkuit jalan raya di Luneta Park, Manila dengan kategori kendaraan “Prototype” dengan desain futuristik dan “UrbanConcept” yang dirancang menyerupai kendaraan konvensional roda empat.
Para peserta dari Indonesia memiliki berbagai keunikan yang dapat diunggulkan pada Shell Eco-Marathon Asia 2015. Salah satu tim peserta, Tim Horas Mesin dari Universitas Sumatera Utara akan bertanding pada kategori “UrbanConcept” dengan menciptakan kendaraan berbahan bakar Ethanol; sedangkan pada kategori “Prototype” terdapat tim pendatang baru yaitu Mobil Irit Tarumanagara dari Universitas Tarumanagara Jakarta yang siap bertanding untuk pertama kalinya, dengan menggunakan baterai elektrik sebagai sumber energi kendaraan hemat energi yang mereka bangun.
“Kami bangga dan senang sekali menjadi salah satu tim yang mewakili Indonesia pada kompetisi Shell Eco-marathon Asia 2015,” ungkap Vincensia Yuliani, perwakilan Universitas Tarumanagara Jakarta. “Sejauh ini, persiapan menuju Shell Eco-marathon Asia 2015 sudah mencapai 90%. Kerjasama tim dan dukungan dari Shell Indonesia sangat membantu dalam mempersiapkan segalanya. Kami ingin memberikan kontribusi terbaik bagi negeri ini, terutama dalam inovasi energi baru,” tambah Vincensia, yang juga merupakan satu-satunya wanita yang menjadi Manajer Tim, yang mewakili Indonesia pada Shell Eco-marathon Asia 2015.
Pada Shell Eco-marathon Asia 2015, akan terdapat sembilan (9) tim baru yang untuk pertama kalinya bergabung dengan kompetisi ini, yaitu ITS Team 3, TITEN UNEJ, IMEI, Mobil Irit Tarumanegara, Japati K21 U-Line, Antawirya, Bengawan Team 1, UNJ Batavia Diesel dan Genetro Suryo. Tahun lalu, tim-tim mahasiswa Indonesia berhasil mengukir prestasi gemilang dengan mendominasi tujuh (7) gelar juara pada kategori kendaraan "UrbanConcept". Gelar ini menambah deretan prestasi tim Indonesia sejak Shell Eco-marathon Asia pertama di tahun 2010 yang hingga kini mencapai 17 gelar juara di seluruh ajang Shell Eco-marathon Asia.
Tentang Shell Eco-Marathon
Shell Eco-Marathon (SEM) berawal pada 1939 di sebuah laboratorium penelitian Shell di Amerika Serikat ketika para ilmuwan bertaruh untuk merancang kendaraan yang dapat menempuh jarak terjauh dengan bahan bakar seminimum mungkin. Pemenang kompetisi ini ternyata dapat menempuh jarak 50 mpg (21 km/liter). Dari inisiatif yang sederhana ini, lahirlah sebuah ide untuk menyelenggarakan kompetisi yang lebih terorganisir yakni Shell Eco-Marathon yang ada sekarang ini.
Pada bulan April 2007, ajang Shell Eco-Marathon America diselenggarakan di Amerika Serikat dan di tahun 2010 Shell Eco-Marathon Asia dilangsungkan untuk pertama kalinya di Malaysia. Malaysia telah menjadi tuan rumah untuk acara SEM Asia sampai tahun 2013. Pada tahun 2014, acara SEM Asia mulai diselenggarakan di Manila, Filipina dan akan terus menjadi tuan rumah untuk acara SEM Asia hingga tahun 2016.