Jakarta, 07 Maret 2016. Tim mahasiswa Indonesia mencatat prestasi gemilang pada ajang Shell Eco-marathon Asia 2016 yang digelar di Rizal Park Manila Filipina sejak 3 – 6 Maret 2016. Tujuh dari 20 tim mahasiswa Indonesia yang berlaga di ajang ini berhasil meraih penghargaan, enam tim berhasil meraih enam penghargaan di kategori UrbanConcept dan satu tim meraih penghargaan di kategori Prototype. Mereka menang dalam kompetisi yang diikuti 117 tim mahasiswa dari 17 negara di Asia, Timur Tengah dan Australia.

Keenam tim mahasiswa yang memborong penghargaan di kategori UrbanConcept adalah:

  • Tim Sadewa dari Universitas Indonesia (UI) yang meraih Juara 1 (pertama) untuk mobil dengan sumber energi gasoline (bensin) dengan catatan rekor jarak tempuh 275 km/liter.
  • Tim ITS Team 2 dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) yang meraihJuara I (Pertama) untuk mobil dengan sumber energi diesel (solar) dengan catatan rekor jarak tempuh 250km/l.
  • Tim Bengawan Team 2 dari Universitas Sebelas Maret yang meraih Juara II (Kedua) dengan mobil yang menggunakan sumber energi diesel (solar) dengan jarak tempuh 139km/l.
  • Tim Cikal Ethanol dari Institut Teknologi Bandung (ITB) yang meraih Juara II (Kedua) dengan mobil dengan sumber energi ethanol sebagai alternative fuel (bahan bakar alternatif) dengan rekor jarak tempuh 184km/l.
  • Tim Horas Mesin dari Universitas Sumatera Utara (USU) yang meraih Juara III (Ketiga) untuk mobil dengan menggunakan ethanol sebagai alternative fuel (bahan bakar alternatif) dengan rekor jarak tempuh 123km/l.
  • Tim Bumi Siliwangi Team 4 dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) yang meraih Juara II (Kedua) yang menggunakan jenis energi baterai elektrik dengan rekor jarak tempuh 78km/kWh.

Selain di kategori UrbanConcept, satu tim lainnya yaitu Tim Nakoela dari Universitas Indonesia berhasil meraih Juara I (Pertama) untuk kategori Prototype dengan menggunakan jenis energi gasoline (bensin) dengan hasil rekor jarak 792 km/liter. “Kami bangga akan kemenangan Tim Nakoela karena kami sebenarnya tidak menargetkan meraih juara. Target utama kami sejak awal adalah mencapai hasil yang lebih baik dari tahun sebelumnya. Kemenangan ini berkat kerja keras dan kekompakan tim serta dukungan tiada henti dari pembimbing kami Bapak Bambang Sugiarto dan Bapak Ario Sunar Baskoro serta dukungan alumni Tim Universitas Indonesia pada Shell Eco-marathon sebelumnya,” ujar Diatri Mika Putra, Manajer Tim Nakoela.

Darwin Silalahi, Presiden Direktur PT Shell Indonesia mengatakan,”Kami senang dan bangga dengan prestasi yang diraih tim mahasiswa Indonesia pada Shell Eco-marathon Asia 2016 di Manila, Filipina ini. Prestasi yang diraih tahun ini semakin mengukuhkan posisi tim Indonesia sebagai tim yang senantiasa diperhitungkan dalam ajang kompetisi mendesain, menciptakan dan mengendarai mobil paling hemat energi, yang secara rutin diselenggarakan oleh Shell. Terbukti selama tujuh tahun mengikuti ajang ini sejak 2010 lalu, tim mahasiswa Indonesia selalu bisa meraih penghargaan di ajang Shell Eco-marathon Asia. Ini menjadi bukti bahwa mahasiswa Indonesia memiliki kemampuan untuk merancang mobil yang inovatif sekaligus memikirkan mengenai alternatif energi di masa depan.”

Selain itu, Darwin Silalahi menambahkan, “Kami senang karena bisa mengantarkan mereka menjadi tim-tim mahasiswa yang diperhitungkan di ajang internasional seperti ini. Apalagi tiga tim diantaranya yaitu Tim Sadewa, Tim Bumi Siliwangi Team 4 dan Tim ITS Team 2 akan berangkat ke Shell Eco-marathon Drivers’ World Champhionship di Shell Eco—marathon Eropa 2016 pada Juni mendatang di London, Inggris. Kami berharap ke depan tim mahasiswa Indonesia bisa mempertahankan prestasi ini dan meningkatkan lagi kemampuannya dalam menciptakan mobil hemat energi untuk masa depan.”

Berdasarkan hasil Shell Eco-marathon Asia tahun ini, 5 (lima) tim UrbanConcept memiliki kualifikasi untuk mengikuti “Drivers World Championship” yang akan berlangsung di Queen Elizabeth Olympic Park, London Inggris pada 30 Juni – 03 Juli 2016. Tiga diantaranya berasal dari Indonesia yaitu Tim Sadewa dari Universitas Indonesia (UI), Tim ITS Team 2 dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dan Tim Bumi Siliwangi Team 4 dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).

Menurut Alfian Ibnu Pratama, Manajer Tim Sadewa,”Ini adalah sebuah kemenangan yang tidak pernah kami duga dan targetkan sebelumnya. Tahun lalu, mobil kami tidak bisa masuk ke trek karena berbagai kendala teknis. Kali ini pun, baru pada kesempatan yang keempat, kami berhasil melakukan putaran lengkap yang dinilai valid dan mencapai jarak 275 km/liter.”

Nantinya, di ajang “Drivers World Championship”, para pengemudi yang mengikuti Shell Eco-marathon akan saling berhadapan dalam sebuah balap mobil tradisional sambil tetap menjaga efisiensi. Tim yang menang akan diundang untuk menghabiskan sepekan bersama Scuderia Ferrari di pabriknya di Italia. Saat di Maranello, mereka akan bertemu dengan tim dan menerima pelatihan pribadi serta nasihat dari para insinyur mengenai cara untuk meningkatkan performa kendaraan mereka pada Shell Eco-marathon 2017.

Amin Sobirin, Manajer Tim Bumi Siliwangi Team 4 mengatakan bahwa,”Kami senang akan kemenangan ini karena target kami adalah menyelesaikan putaran secara lengkap dan valid di trek. Selain itu kami ingin mencapai pengalaman dengan mengikuti kompetisi tingkat internasional.” Sementara itu, Rizkiadi Wilis Prakoso, Manejer Tim ITS Team 2 mengatakan bahwa,”Setelah mengalami berbagai kendala teknis yang mengharuskan kami kembali ke area Technical Inspection beberapa kali sehingga tertunda melakukan putaran di trek,ini adalah sungguh kemenangan yang tidak terduga. Kami berhasil mencapai jarak tertinggi di kesempatan keempat yaitu 250 km/liter diesel. Ini berkat tim yang solid dan kepiawaian driver kami.”

Diundang untuk berpartisipasi dalam “Drivers’ World Championship” adalah prestasi yang membanggakan untuk tim mahasiswa dari UPI. Sebab meski telah mengikuti Shell Eco-marathon Asia untuk yang kelima kalinya tahun ini, tetapi baru kali ini tim mahasiswa UPI berhasil meraih gelar bergengsi yaitu Juara 2. Menurut Amin Sobirin, ini merupakan tahun pertama bagi Tim Bumi Siliwangi Team 4 untuk bertanding di kelas UrbanConcept yang menggunakan energi baterai elektrik. Tim Bumi Siliwangi Team 4 adalah satu diantara lima tim UrbanConcept yang mendapatkan undangan langsung untuk ikut bertanding di Shell Eco-marathon Eropa 2016. “Kami akan memperbaiki controller, motor, battery management system (BMS) serta body dan chassis untuk menghadapi keikutsertaan di Shell Eco-marathon Eropa ini. Selain itu manajemen waktu tim menjadi satu aspek lain yang perlu ditingkatkan,” kata Amin Sobirin.

Norman Koch, Shell Eco-marathon Global Technical Director mengatakan,”Shell Eco-marathon Drivers World Championship Race menjadi langkah penting dalam evolusi Shell Eco-marathon dan sebuah dorongan global untuk efisiensi energi, menantang mahasiswa untuk bergerak lebih jauh lagi dari yang telah mereka capai sebelumnya.” Lebih lanjut Normanmenambahkan bahwa,”Saya sungguh sangat senang melihat lima tim yang akan berangkat dari Shell Eco-marathon Asia ini mencatat jarak tempuh yang kuat untuk memenuhi kualifikasi pada Drivers' World Championsip dan saya berharap melihat mereka bersaing melawan yang terbaik di dunia.”

Untuk informasi lebih lanjut, foto atau wawancara, silahkan menghubungi:

Haviez Gautama

PT. Shell Indonesia, Talavera Office Park 22nd - 27th Floor

Jl. Letjen TB. Simatupang Kav. 22 – 26

Phone: +62 21 7592 4700

Tentang Shell Indonesia

Shell Indonesia dengan 300 karyawannya menjalankan bisnis yang meliputi bisnis SPBU, pelumas (otomotif, industri dan transportasi), pelumas untuk perkapalan, bahan bakar untuk sektor bisnis dan industri dan juga aspal. Di sektor Hulu, Shell Indonesia merupakan operator PSC dari blok perairan dalam Pulau Moa Selatan dan partner strategis dari Inpex, operator Masela yang mencakup lapangan gas Abadi.

Untuk informasi lebih lanjut, silahkan kunjungi www.shell.co.id

Tentang Shell Eco-marathon

Shell Eco-marathon pertama kali diselenggarakan pada 1939 di laboratorium penelitian Shell di Amerika Serikat sebagai pertandingan persahabatan antar ilmuwan untuk mengetahui siapa yang dapat menempuh jarak terjauh dengan segalon bahan bakar pada kendaraannya. Pemenang lomba ketika itu hanya mampu menempuh jarak 50 mpg (21 km/l), dan dari sejarahnya yang sederhana ini, pertandingan persahabatan tersebut berkembang menjadi kompetisi yang dikelola dengan lebih rapi.

Pada 1985, di Prancis, lahirlah Shell Eco-marathon seperti yang kita kenal saat ini. Pada April 2007, Shell Eco-marathon Americas diselenggarakan di Amerika Serikat, dan pada 2010, pembukaan Shell Eco-marathon Asia diselenggarakan di Malaysia. Malaysia menjadi tuan rumah penyelenggaraan Shell Eco-Marathon Asia sampai dengan 2013. Sejak 2014, Manila, Filipina, menjadi tuan rumah penyelenggaraan kompetisi ini, dan akan terus menyelenggarakannya sampai dengan 2016.