Drivers’ World Championship merupakan bagian dari Make the Future yang memilih pengemudi yang terhandal yang dapat mengemudikan kendaraan dengan cepat namun hemat energi. Lomba DWC Regional Asia diikuti tujuh tim yakni LH Est dari Lac Hong University Vietnam, NTU Singapore 3D Printed Car (Nanyang Technological University Singapura) dan lima tim dari Indonesia yakni Tim Semar Urban UGM Indonesia dari Universitas Gadjah Mada, Tim ITS Team 2 dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, Tim Garuda UNY Eco Team dari Universitas Negeri Yogyakarta, Nogogeni ITS Team 1 (Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya) dan Tim Bumi Siliwangi dari Universitas Pendidikan Indonesia. Seusai penyerahan piala DWC Asia, serentak para tim mahasiswa menyanyikan lagu Indonesia Raya tanpa komando, sambil membentangkan bendera Merah Putih yang sudah mereka persiapkan.

Ketujuh tim yang masuk lomba DWC Regional Asia tersebut harus berjuang menyelesaikan sembilan putaran dalam cuaca panas di Changi Exhibition Center, Singapura untuk memperebutkan gelar juara pengemudi terhandal yang paling efisien dalam berkendara. Masing-masing peserta berusaha menampilkan pencapaian terbaik, hingga pada akhirnya urutan satu hingga lima ditempati oleh tim Indonesia, dua tim lainnya harus terhenti dan tidak dapat melanjutkan race. Ajang DWC berlangsung seru karena tujuh tim berkompetisi secara langsung dan ketat.

Tim Semar Urban UGM Indonesia yang mengendarai mobil Semar Urban 3.0 dan dikendarai oleh Tito Setyadi Wiguna akhirnya berhasil mencapai finish pertama dengan jumlah bahan bakar yang tersisa 0,9%, dan disusul oleh ITS Team 2 dengan pengemudi Muhammad Hafiz Habibi dan Garuda UNY Eco Team dengan Fauzi Achmad Prapsita sebagai pengemudi. Selanjutnya ketiga tim pemenang akan berhadapan dengan tim-tim UrbanConcept terbaik dari kawasan Amerika dan Eropa dalam putaran Grand Final yang digelar di ajang Make the Future Live di London, Inggris pada 8 Juli 2018. Pemenang DWC Global akan mendapatkan kesempatan untuk mengunjungi markas Scuderia Ferrari, yang akan menjadi sebuah pengalaman berharga sekali seumur hidup.

Darwin Silalahi, Country Chairman dan President Director PT Shell Indonesia memberikan apresiasi sangat tinggi atas semangat juang 26 tim mahasiswa Indonesia peserta Shell Eco-marathon Asia 2018.  Khususnya kepada tiga tim yang mendapat juara di DWC Asia kali ini, Darwin menyatakan kegembiraannya. “Selamat kepada tiga tim Indonesia yang berhasil menjadikan All Indonesian Team sebagai juara di DWC Asia. Kita semua sangat bangga dengan pencapaian luar biasa ini. Bukti nyata dan inspiratif bahwa anak-anak muda Indonesia memiliki talenta dan kemampuan yang sangat kompetitif tidak hanya di regional, tetapi juga di tingkat global.”

Darwin menambahkan, sumber daya manusia yang resilient, inovatif, dan mampu berkompetisi di ajang global menjadi modal untuk menjadi pemenang di era revolusi industri 4.0. Dari kunjungannya ke paddocks para tim mahasiswa di festival Make The Future 2018, Darwin menyebutkan bahwa para mahasiswa itu sudah memperlihatkan kualitas tersebut.

Sementara itu, Tito Setyadi, pengendara Tim Semar Urban UGM dengan wajah senang dan haru mengatakan “Kemenangan ini sungguh luar biasa buat saya dan tim. Kami tak hentinya-hentinya mengucapkan syukur pada Allah SWT atas pencapaian ini. Saya tidak percaya dapat memenangkannya – kerja keras selama berbulan-bulan akhirnya telah membuahkan hasil. Kami berpikir keras untuk menghasilkan sesuatu yang dapat membuat kecepatan dan efisiensi energi menjadi seimbang, sesuai dengan rata-rata tuntutan para pengemudi di jalan, dan kami merasa senang dapat mencapainya.” Tito menambahkan, ia telah menyiapkan diri sebaik mungkin dengan banyak berlatih untuk dapat menyatu dengan kendaraan yang ia bawa. Namun kekompakan, usaha, komunikasi antar anggota tim dan doa menjadi strategi penting dalam kompetisi ini.

Norman Koch, Shell Eco-marathon General Manager mengatakan, “Drivers’ World Championship menuntut yang terbaik dalam teknologi otomotif dan inovasi untuk menekan batasan efisiensi energi. Berbagai keahlian dan strategi dalam menangani kendaraan dan mengatur efisiensi bahan bakar merupakan keharusan guna membantu tim menjadi yang pertama dalam mencapai garis finis. Kami melihat aksi dan kegembiraan yang luar biasa hari ini, dan saya ucapkan selamat kepada semua tim.”

Make the Future Singapore 

Festival yang menampilkan beragam gagasan dan inovasi untuk Asia, Shell Make the Future Singapore telah sampai di penghujung acara pada hari ini (Minggu,11/03). Ajang pameran gagasan dan inovasi cemerlang yang berlangsung selama empat hari tersebut dihadiri oleh lebih dari 15.000 pengunjung, termasuk pelajar, pengusaha, perusahaan, pemerintah dan masyarakat umum. Mereka hadir dan berkumpul untuk mengeksplorasi beragam gagasan dan inovasi energi cemerlang untuk kawasan Asia. 

Para pengunjung menikmati beragam fitur andalan dalam festival tersebut, seperti Energy Theatre, yang memberikan gambaran secara detail tentang berbagai tantangan energi global. Tahun ini, para pengunjung festival juga dapat menari di modul lantai dansa (dance floor) kinetik. Festival ini juga menghadirkan beragam pameran yang digelar oleh mitra Shell, seperti bio-bean, yang menunjukkan bagaimana biji kopi daur ulang dapat menghasilkan energi. Selain itu, ada juga Liter of Light, yang menghasilkan energi bagi perumahan perkotaan dan desa-desa di Filipina dengan menggunakan satu unit panel surya dan sebotol air. Festival ini juga menghadirkan Shell Powering Progress Edition Asia edisi kelima, yang mempertemukan lebih dari 150 pemimpin dan delegasi untuk mengatasi beragam tantangan energi masa depan. 

Penghargaan Kategori Prototype 

Selain Drivers’ World Championship, ajang Shell Eco-marathon Asia 2018 juga mengumumkan para pemenang kategori Prototype. Rekor jarak tempuh terbaik untuk kategori ini adalah 2.341.1 km/l oleh Panjavidhya1 dari Panjavidhya Technological College (Thailand). Catatan ini memecahkan rekor tahun lahu 2.288.9 km/l. Para pemenang lain untuk kompetisi Prototype diantaranya Team HuaQi-EV dari Guangzhou College of South China University of Technology (China) dengan hasil 511.0 km/kWh di kategori Battery Electric, dan tim TP ECO FLASH dari Temasek Polytechnic (Singapore) dengan hasil of 404.3 km/m3 di kategori Hydrogen. 

Penghargaan Off-Track 

Selain penghargaan On-Track, ajang ini memberikan lima penghargaan Off-Track kepada tim-tim mahasiswa untuk keahlian teknis dan kreatif mereka yang luar biasa, serta pendekatan yang mereka gunakan untuk sektor keamanan dan keberlanjutan. Kategori ini mencakup, Desain Kendaraan (Vehicle Design), Inovasi Teknis (Technical Innovation), Keselamatan (Safety), Komunikasi dan Kegigihan (Communications and Perseverance) dan Semangat dalam Acara (Spirit of Event). 

GARUDA UNY ECO TEAM dari Universitas Negeri Yogyakarta, Indonesia, mendapat penghargaan Safety Award untuk desain UrbanConcept car.

EnduroKiwis from University of Canterbury, New Zealand, mendapat penghargaan Technical Innovation Award untuk mesin 3D-printed titanium yang merupakan desain mobil UrbanConcept.

NUST Eco-motive dari National University of Sciences and Technology, Pakistan, memenangkan penghargaan ‘Perseverance and Spirit’ (Kegigihan dan Semangat). 

Catatan Untuk Editor:  

Untuk melihat foto acara, silakan kunjungi https://www.flickr.com/photos/shell_eco-marathon/

Tentang Make the Future Singapore 

Shell Make the Future Singapore menampilkan ajang Shell Eco-marathon Asia digelar di Singapura pada 8-11 Maret 2018. Festival yang menampilkan beragam gagasan dan inovasi bagi kawasan Asia tersebut, memiliki jangkauan geografis terluas, mencapai lebih dari 60% dari total populasi dunia. Inti dari ajang ini adalah Shell Eco-marathon Asia, yang menampilkan mobil-mobil futuristik dan hemat energi, hasil karya lebih dari 120 tim mahasiswa dari seluruh kawasan Asia Pasifik dan Timur Tengah, yang bertanding guna meraih gelar paling hemat energi. 

Festival Make the Future merupakan platform global yang digelar oleh Shell untuk memfasilitasi diskusi, kolaborasi dan inovasi seputar beragam tantangan energi global. Melalui beragam aktivitas yang digelar di berbagai negara di seluruh dunia, festival ini bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada para pemangku kepentingan, termasuk mahasiswa, pengusaha, perusahaan, pemerintah dan masyarakat umum untuk merasakan, menguji dan menyumbangkan beragam gagasan energi yang cemerlang. 

Tentang Shell Eco-marathon 

Sebagai salah satu kompetisi mahasiswa yang terpanjang di dunia, Shell Eco-marathon merupakan sebuah program global yang menantang gagasan cemerlang para mahasiswa untuk mendesain dan membangun mobil-mobil yang sangat hemat energi serta menguji mereka di ajang kompetisi. 

Shell Eco-marathon Asia akan mencakup dua kompetisi utama tahun ini. Kompetisi yang berlangsung paling lama adalah Mileage Challenge. Tim-tim berkompetisi menempuh jarak paling jauh menggunakan bahan bakar paling sedikit. Pada tahun 2017, tim pemenang di ajang regional Asia berhasil menempul 2.289km – setara dengan jarak dari Singapura ke Chiang Mai, Thailand – dengan menggunakan satu liter bahan bakar!   

Kompetisi kedua dalam ajang Shell Eco-maraton yang akan berlangsung tahun ini di Singapura adalah Driver’s World Championship Asia. Driver’s World Championship yang diperkenalkan dalam program Shell Eco-marathon pada tahun 2016 menantang tim-tim UrbanConcept terbaik untuk memadukan efisiensi energi yang telah terbukti dalam kendaraan mereka dengan kecepatan dan keahlian pengemudi mereka dalam ajang balap untuk melihat siapa yang tercepat dalam mencapai garis finis dengan menggunakan bahan bakar paling sedikit.