Sepang, Malaysia – Tim mahasiswa Indonesia kembali berhasil menjuarai ajang bergengsi kelas dunia, Shell Eco-marathon 2019 – bagian dari program Shell Make the Future Live – yang digelar di Sepang, Malaysia pada 29 April – 2 Mei 2019. ITS Team 2 (Sapuangin) dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menjadi juara pertama untuk kategori UrbanConcept di kelas Internal Combustion Engine dengan rekor jarak tempuh 395 km/liter, disusul oleh dua tim mahasiswa Indonesia lainnya yaitu Garuda UNY Eco Team dari Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) di tempat kedua dan tim Sadewa dari Universitas Indonesia (UI) di tempat ketiga. Adapun untuk kelas Battery Electric, tim Nogogeni dari ITS menjadi juara kedua disusul tim Bumi Siliwangi 4 dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Sementara itu di kelas Hydrogen, ITS Team 5 dari ITS meraih juara kedua.

“Selamat kepada tim-tim Indonesia atas prestasi yang membanggakan. Tim-tim Indonesia tidak hanya kembali menunjukkan potensi yang luar biasa, namun juga daya saing tinggi yang diakui di tingkat global dengan meraih enam penghargaan di kompetisi inovasi tingkat dunia Shell Eco-marathon Asia,” kata Darwin Silalahi, Presiden Direktur dan Country Chairman PT Shell Indonesia. “Inovasi, kreatifitas, kegigihan, serta kerja keras mereka menjadi bukti besarnya potensi generasi muda Indonesia untuk bisa menjawab tantangan energi masa depan. Saya berharap para peserta Shell Eco-marathon mampu menjadi inspirasi bagi generasi muda lainnya untuk aktif bergerak menjadi agen perubahan demi masa depan energi yang lebih baik dan kemajuan bangsa,” tambah Darwin.

Manajer ITS Team Sapuangin dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember, M. Hafis Habibi mengaku sangat bangga terhadap pencapaian tim setelah berhasil meraih juara pertama untuk kategori UrbanConcept di kelas Internal Combustion Engine. “Semua kerja keras kami dan dukungan tanpa henti dari dosen-dosen pembimbing, para alumni ITS Team Sapuangin dan pihak universitas selama berbulan-bulan membuahkan hasil dengan dinobatkannya Sapuangin sebagai mobil UrbanConcept terhemat di Asia. Kami merasa puas karena dapat mempertahankan prestasi kami di kompetisi berskala global ini. Namun perjuangan belum selesai, kami akan memberikan yang terbaik untuk Drivers’ World Championship Regional Asia esok hari.”

Tim Manager Bumi Siliwangi Team 4 dari Universitas Pendidikan Indonesia, M. Dimas Adhinegoro mengungkapkan rasa bahagianya karena dia bersama timnya telah meraih juara ketiga untuk kategori UrbanConcept di kelas Battery Electric. “Kami merasa bersyukur karena kerja keras kami menyisihkan waktu, tenaga dan pikiran selama ini berhasil mengantar Bumi Siliwangi ke podium juara. Kami bangga karena telah memberikan yang terbaik tidak hanya untuk almamater tapi juga untuk Indonesia.”

Berdasarkan hasil Shell Eco-marathon Asia tahun ini, enam tim dari Indonesia untuk kategori UrbanConcept memiliki kualifikasi agar dapat mengikuti kompetisi Shell Eco-marathon Drivers’ World Championship Qualifier yang akan diselenggarakan pada 2 Mei 2019. Tim-tim yang berhasil lolos di kompetisi Drivers’ World Championship Qualifier akan berkesempatan untuk mengikuti Shell Eco-marathon Drivers’ World Championship bersama dengan tim dari Amerika dan Eropa, di London, Inggris pada 5 Juli 2019 mendatang. Shell Eco-marathon Drivers’ World Championship merupakan kompetisi untuk menentukan mobil paling cepat dan paling hemat di dunia. Di kompetisi ini, para pengemudi yang memenangkan Drivers’ World Championship di tingkat regional akan saling berhadapan dalam balap mobil adu cepat dengan tetap menjaga efisiensi penggunaan sumber energi.

Tiga tim pemenang Grand Final Drivers’ World Championship akan diberikan kesempatan eksklusif untuk mengunjungi markas tim balap Formula1 Scuderia Ferrari di Italia. Mereka akan berpartisipasi dalam serangkaian kegiatan yang menarik dan belajar dari insinyur juga tenaga ahli di Ferrari.

Shell Eco-marathon Asia 2019: Kompetisi Shell Eco-marathon Pertama di Dunia yang Diselenggarakan Pada Malam Hari

Di sepanjang sejarah penyelenggaraan Shell Eco-marathon di seluruh dunia, ajang Shell Eco-marathon Asia tahun ini juga menghadirkan pengalaman baru, baik bagi para penonton dan juga peserta. “Kompetisi yang diadakan pada malam hari memberikan pengalaman baru bagi tim-tim yang berlaga. Tidak hanya itu, pelaksanaan kompetisi ini di malam hari juga membantu para pengemudi untuk lebih berkonsentrasi karena tidak harus melawan hawa panas siang hari saat berada di lintasan balap. Udara yang lebih dingin juga mungkin menjadi salah satu faktor yang berperan penting terhadap hasil kompetisi ini,” jelas Norman Koch, Global General Manager, Make the Future Live dan Shell Eco-marathon.

Sebagai perusahaan energi dunia, Shell memiliki komitmen untuk memenuhi kebutuhan dunia akan energi dengan cara yang bertanggung jawab secara sosial, lingkungan dan ekonomi melalui kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk generasi muda. Shell Make the Future Live merupakan bagian dari komitmen Shell dalam upaya menghadapi tantangan energi masa depan dengan melibatkan anak muda di seluruh dunia untuk mengeksplorasi berbagai ide, gagasan kreatif dan inovatif dalam bidang energi, yang akan mempersiapkan mereka untuk menghadapi tantangan energi di masa depan.

Untuk hasil kompetisi serta informasi mengenai tim yang lebih lengkap dapat diakses pada: Shell Eco-marathon Asia 2019.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai Make the Future Live Malaysia dan Shell Eco-marathon Asia 2019, silakan mengunjungi: www.shell.my/makethefuture.

Foto-foto selama acara dapat diakses di: https://www.flickr.com/photos/shell_eco-marathon.

Hasil Kompetisi Shell Eco-marathon Asia 2019

URBANCONCEPT
Kelas Pemenang Jarak Tempuh
Internal Combustion Engine Juara 1
ITS Team 2 (Sapuangin), Institut Teknologi Sepuluh Nopember – Indonesia 
395 km/liter
Internal Combustion Engine Juara 2
GARUDA UNY ECO TEAM, Universitas Negeri Yogyakarta – Indonesia
383 km/liter
Internal Combustion Engine Juara 3
Sadewa, Universitas Indonesia – Indonesia 
348 km/liter
Battery Electric Juara 1
LH – EST, Lac Hong University – Vietnam 
170 km/kWh
Battery Electric Juara 2
Nogogeni ITS Team 1, Institut Teknologi Sepuluh Nopember – Indonesia 
169 km/kWh
Battery Electric Juara 3
Bumi Siliwangi 4, Universitas Pendidikan Indonesia – Indonesia 
165 km/kWh
Fuel-Cell Hydrogen Juara 1
Nanyang E Drive, Nanyang Technological University – Singapore 
94 km/m3
Fuel-Cell Hydrogen Juara 2
ITS Team 5, Institut Teknologi Sepuluh Nopember – Indonesia 
90 km/m3
Fuel-Cell Hydrogen Juara 3
UiTM Eco-Planet, Universiti Teknologi Mara Shah Alam – Malaysia
45 km/m3

Tentang Shell Eco-Marathon

Shell Eco-marathon pertama kali diselenggarakan pada 1939 di laboratorium penelitian Shell di Amerika Serikat sebagai pertandingan persahabatan antar ilmuwan untuk mengetahui siapa yang dapat menempuh jarak terjauh dengan segalon bahan bakar pada kendaraannya. Pemenang lomba ketika itu hanya mampu menempuh jarak 50 mpg (21 km/l), dan dari sejarahnya yang sederhana ini, pertandingan persahabatan tersebut berkembang menjadi kompetisi yang diselenggarakan dengan lebih teratur.

Pada 1985, di Perancis, lahirlah Shell Eco-marathon seperti yang kita kenal saat ini. Pada April 2007, Shell Eco-marathon Americas diselenggarakan di Amerika Serikat, dan pada 2010, pembukaan Shell Eco-marathon Asia diselenggarakan di Malaysia. Malaysia menjadi tuan rumah penyelenggaraan Shell Eco-marathon Asia sampai dengan 2013. Sejak 2014 hingga 2016, Manila, Filipina, menjadi tuan rumah penyelenggaraan kompetisi ini. Kemudian pada tahun 2017 hingga 2018, Singapura mulai menjadi tuan rumah penyelenggaraan Shell Eco-marathon untuk kawasan Asia dan Pasifik.

Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi www.shell.com/eco-marathon