Sepang, Malaysia - Setelah menjadi juara kedua dalam kompetisi Shell Eco-marathon Asia 2019 untuk kategori UrbanConcept – Hydrogen, ITS Team 5 kembali menorehkan prestasi dengan menjadi juara kedua dalam adu balap Drivers’ World Championship Qualifier Regional Asia. Dengan prestasi tersebut, ITS Team 5 berhak maju ke Grand Final Drivers’ World Championship di London, dan akan berhadapan dengan tim-tim unggulan lainnya dari Asia, Eropa dan Amerika. Selain itu, berkat desain mobil yang bagus secara keseluruhan serta efisiensi energi yang digunakan, ITS Team 5 juga dianugerahi Penghargaan Pendatang Baru untuk sumber energi Hidrogen (Hydrogen Newcomer Award) dan mendapatkan hadiah berupa uang tunai senilai USD 3.000.

Tim Manager ITS Team 5, Ghalib Abyan mengatakan, "Kami sangat berbahagia karena kerja keras kami membuahkan hasil setelah menunggu bertahun-tahun. Kami sebelumnya telah berupaya sebaik mungkin di ajang Shell Eco-marathon Asia 2012 dan 2014 namun di tahun 2019 inilah kami berhasil. Selama kompetisi berlangsung, kami merasakan tantangan luar biasa. Usaha yang kami lakukan agar mampu memiliki kinerja terbaik adalah dengan latihan setiap minggu dan selalu melakukan evaluasi juga memperbaiki hal-hal yang harus ditingkatkan. Kunci keberhasilan kami adalah keyakinan bahwa Indonesia layak menjadi juara dunia di ajang kompetisi internasional."

Drivers’ World Championship Qualifier Regional Asia adalah perlombaan antara tim UrbanConcept terbaik di Shell Eco-marathon Asia 2019. Mobil Antasena FCH 1.0 bertenaga Fuel-Cell Hydrogen milik ITS Team 5 sukses melintasi garis akhir di posisi kedua setelah tiga putaran lintasan. Prestasi ITS Team 5 ini menjadikan mereka sebagai tim Indonesia ke-7 yang melaju ke putaran Grand Final Drivers’ World Championship di London bulan Juli mendatang. Di kompetisi ini, para pengemudi yang memenangkan Drivers’ World Championship di tingkat regional akan saling berhadapan dalam balap mobil adu cepat dengan tetap menjaga efisiensi penggunaan sumber energi.

Tiga tim pemenang Grand Final Drivers’ World Championship akan diberikan kesempatan eksklusif untuk mengunjungi markas tim balap Formula1 Scuderia Ferrari di Italia. Mereka akan berpartisipasi dalam serangkaian kegiatan yang menarik dan belajar dari insinyur juga tenaga ahli di Ferrari.

Juara di Kategori Prototype

Tim mahasiswa Indonesia selalu mencetak prestasi yang membanggakan setiap tahunnya. Dalam Shell Eco-marathon Asia tahun ini, selain enam tim mahasiswa Indonesia yang meraih penghargaan untuk kategori UrbanConcept, dua tim mahasiswa Indonesia juga meraih posisi juara untuk kategori Prototype.

Tim Rakata dari Institut Teknologi Bandung (ITB) menyabet juara ketiga untuk kategori Prototype di kelas Internal Combustion Engine dengan rekor jarak tempuh 926 km/liter. Selain itu, Semar Proto dari Universitas Gadjah Mada (UGM) juga berhasil mengamankan posisi ketiga untuk kelas Battery Electric dengan rekor jarak tempuh 387 km/kWh.

Manajer Tim Rakata dari Universitas Teknologi Bandung, Fikri Imam Ramadhan mengaku sangat bangga terhadap pencapaian tim setelah berhasil meraih peringkat ketiga di kategori Prototype yang merupakan rekor terbaik sepanjang partisipasi mereka di Shell Eco-marathon Asia sejak 2010. “Kita semua memiliki keahlian yang spesifik berdasarkan passion yang kita miliki. Tantangan selama kompetisi adalah persaingan dengan tim-tim lain yang juga sangat hebat, kendala koordinasi serta teknis. Di pertandingan pertama kita menghadapi kendala teknis karena kabel putus. Belajar dari itu, checklist harus sangat kuat dan tidak boleh ada yang terlewat. Kita sangat menghindari jangan sampai perjuangan setahun gagal di lomba yang berdurasi 25 menit karena kendala teknis. Mengenai pencapaian ini, semua punya andil atas dasar kerja keras, baik itu dosen pembimbing, tim kami, serta keluarga. Kita akan terus meningkatkan kualitas dan kinerja Rakata untuk kompetisi-kompetisi berikutnya,” ujarnya.

Darwin Silalahi, Presiden Direktur dan Country Chairman PT Shell Indonesia mengatakan, “Kami bangga dengan pencapaian tim-tim mahasiswa Indonesia, baik yang sukses membawa pulang kemenangan untuk Shell Eco-marathon Asia 2019 kategori Prototype maupun UrbanConcept, dan Drivers’ World Championship Qualifier Regional Asia. Prestasi ini menjadi bukti bahwa generasi muda Indonesia memiliki potensi tinggi dalam berkreasi merancang teknologi dan inovasi otomotif terbaik untuk mendorong batas efisiensi energi.” Darwin juga menambahkan bahwa kemenangan mahasiswa Indonesia ini menjadi kabar gembira di momen peringatan Hari Pendidikan Nasional. “Kami berharap, melalui kompetisi seperti Shell Eco-marathon, akan lebih banyak lagi talenta muda yang mampu berinovasi dan menjadi agen perubahan untuk Indonesia yang lebih baik,” ujar Darwin.

Shell Eco-marathon Asia 2019 ditutup dengan acara pemberian penghargaan untuk merayakan pencapaian-pencapaian para mahasiswa berbakat yang berasal dari 18 negara di Asia Pasifik dan Timur Tengah. Program Shell Eco-marathon merupakan bagian dari komitmen Shell untuk menghadapi tantangan energi masa depan dengan melibatkan generasi muda di seluruh dunia melalui eksplorasi berbagai ide, gagasan kreatif dan inovatif dalam bidang energi.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai Make the Future Live Malaysia dan Shell Eco-marathon Asia 2019, silakan mengunjungi: www.shell.my/makethefuture.

Foto-foto selama acara dapat diakses dihttps://www.flickr.com/photos/shell_eco-marathon
 

PROTOTYPE
Kelas Pemenang Jarak Tempuh
Internal Combustion Engine Juara 1
RMUTP Racing, Rajamangala University of Technology Phra Nakhon – Thailand
1.546,9 km/liter
Internal Combustion Engine

Juara 2
ZEAL ECO-POWER PROTO, Tongji University – Tiongkok
966 km/liter
Internal Combustion Engine

Juara 3
RAKATA, Institut Teknologi Bandung – Indonesia
926 km/liter
Battery Electric Juara 1
HuaQi-EV, Guangzhou College of South China University of Technology – Tiongkok
501,6 km/kWh
Battery Electric
Juara 2
Team AVERERA, Indian Institute of Technology – Banaras Hindu University – India
465 km/kWh
Battery Electric
Juara 3
SEMAR PROTO UGM INDONESIA, Universitas Gadjah Mada – Indonesia
387 km/kWh
Fuel-Cell Hydrogen Juara 1
TP ECO FLASH, Temasek Polytechnic – Singapore
403,3 km/m3
Fuel-Cell Hydrogen
Juara 2
The Black Order, Ngee Ann Polytechnic – Singapore
122 km/m3
URBANCONCEPT
Category Winner Result
Internal Combustion Engine ITS Team Sapuangin
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (Indonesia)
395.1 (km/l)
Internal Combustion Engine
Garuda UNY ECO Team
Universitas Negeri Yogyakarta (Indonesia)
382.9 (km/l)
Internal Combustion Engine
Sadewa
Universitas Indonesia (Indonesia)
347.9 (km/l)
Battery Electric Nogogeni ITS Team 1
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (Indonesia)
169.1(km/kWh)
Battery Electric BUMI SILIWANGI TEAM 4
Universitas Pendidikan Indonesia (Indonesia)
164.8 (km/kWh)
Hydrogen Fuel Cell Nanyang E Drive
Nanyang Technological University (Singapore)
93.9 (km/m3)
Hydrogen Fuel Cell
ITS Team 5
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (Indonesia)
89.9 (km/m3)
Hydrogen Fuel Cell
UiTM Eco-Planet
Universiti Teknologi Mara (UiTM) Shah Alam (Malaysia)
44.9 (km/m3)
DRIVERS’ WORLD CHAMPIONSHIP QUALIFIER REGIONAL ASIA
Podium Finish Tim Negara
Juara 1 Nanyang E Drive
Nanyang Technological University
(Fuel-Cell Hydrogen)
Singapura
Juara 2 ITS Team 5
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
(Fuel-Cell Hydrogen)
Indonesia
Juara 3 LH – EST
Lac Hong University
(Battery Electric)
Vietnam

Penghargaan Off-Track

Selain penghargaan On-Track, Shell Eco-marathon juga menganugerahkan penghargaan bagi tim mahasiswa atas komunikasi, inovasi teknis, desain, keamanan, dan ketekunan mereka (Off-Track Award).

Communications Awards

KMUTT E-Drive Revolution dari King Mongkut’s University of Technology Thonburi, Thailand berhasil mempromosikan tim mereka melalui program komunikasi terintegrasi sebelum mengikuti kompetisi Shell Eco-marathon. Tim ini mendapatkan hadiah berupa uang tunai senilai USD 3.000 berkat kegiatan promosi dan komunikasi mereka yang berkelanjutan.

Technical Innovation Awards

GUC Innovators dari German University di Kairo, Mesir menunjukkan inovasi teknis yang cerdas ketika mereka merancang suatu system untuk pengemudi dengan keterbatasan fisik (seperti kehilangan tangan atau kaki) dengan menggunakan sistem pengemudian berbasis kabel yang dikendalikan melalui sensor gelombang otak dan wajah. Inovasi ini dapat diaplikasikan untuk penggunaan yang lebih luas lagi dengan perkembangan teknologi saat ini. Tim ini mendapatkan hadiah berupa uang tunai senilai USD 3.000.

Vehicle Design (Prototype) Award

Team AVERERA dari Indian Institute of Technology – Banaras Hindu University, India mendapatkan hadiah berupa uang tunai senilai USD 3.000 berkat penelitian dan pengaplikasian desain mereka yang inovatif, di mana mereka sukses mengatasi tantangan yang dihadapi dan menemukan penyebab utamanya dengan melakukan simulasi, sebelum kemudian mencapai solusi optimal melalui perbaikan material dan desain yang digunakan.

Vehicle Design (UrbanConcept) Award

Nanyang E Drive dari Nanyang Technological University, Singapura juga membawa pulang uang tunai senilai USD 3.000 berkat desain mobil mereka yang futuristik dan ringan, yang terinspirasi dari tubuh dan sayap kumbang dermaga hijau.

Safety Award

CUT Eco-Racing UC dari Cairo University, Mesir juga menerima uang tunai senilai USD 3.000 karena kesadaran akan keselamatan yang tinggi selama Shell Eco-marathon Asia 2019 berlangsung. Seluruh anggota tim menunjukkan praktek bekerja dengan aman dalam semua hal yang mereka lakukan untuk memastikan keselamatan mereka maupun orang lain, baik selama di paddock maupun di lintasan balap.

Hydrogen Newcomer Award

Hidrogen merupakan bahan bakar bersih yang krusial di masa depan. Hadiah berupa uang tunai senilai USD 3.000 diberikan kepada ITS Team 5 dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Indonesia yang merupakan pendatang baru untuk penggunaan bahan bakar ini. Mobil milik ITS Team 5 memiliki desain yang bagus dan inovatif secara keseluruhan dengan penggunaan bahan bakar yang sangat efisien.

Perseverance & Spirit of the Event Award

S.U. Racing Team dari Satbayev Kazakh National Technical University, Kazakhstan menunjukkan komitmen yang kuat untuk mengatasi berbagai tantangan. Belajar dari pengalaman mereka sebelumnya di Shell Eco-marathon 2018, tim ini menunjukkan perkembangan yang signifikan tahun ini dan melaju dengan lancar saat inspeksi teknis, pada saat yang bersamaan juga menunjukkan kesiapan mereka. Tim ini mendapatkan hadiah berupa uang tunai senilai USD 3.000.

Tentang Shell Eco-Marathon

Shell Eco-marathon pertama kali diselenggarakan pada 1939 di laboratorium penelitian Shell di Amerika Serikat sebagai pertandingan persahabatan antar ilmuwan untuk mengetahui siapa yang dapat menempuh jarak terjauh dengan segalon bahan bakar pada kendaraannya. Pemenang lomba ketika itu hanya mampu menempuh jarak 50 mpg (21 km/l), dan dari sejarahnya yang sederhana ini, pertandingan persahabatan tersebut berkembang menjadi kompetisi yang diselenggarakan dengan lebih teratur.

Pada 1985, di Perancis, lahirlah Shell Eco-marathon seperti yang kita kenal saat ini. Pada April 2007, Shell Eco-marathon Americas diselenggarakan di Amerika Serikat, dan pada 2010, pembukaan Shell Eco-marathon Asia diselenggarakan di Malaysia. Malaysia menjadi tuan rumah penyelenggaraan Shell Eco-marathon Asia sampai dengan 2013. Sejak 2014 hingga 2016, Manila, Filipina, menjadi tuan rumah penyelenggaraan kompetisi ini. Kemudian pada tahun 2017 hingga 2018, Singapura mulai menjadi tuan rumah penyelenggaraan Shell Eco-marathon untuk kawasan Asia dan Pasifik.

Shell Eco-marathon menegaskan komitmen Shell untuk membantu dunia dalam menjawab kebutuhan energi yang semakin meningkat dengan cara yang bertanggungjawab melalui kolaborasi dengan para siswa, mitra, dan juga pemangku kepentingan lainnya.

Untuk informasi lebih lanjut: www.shell.com/eco-marathon