Seperti berbagai industri lainnya, pandemi ini telah berdampak luas pada bisnis Shell. Mansi mengungkapkan bahwa sejauh ini perusahaan melihat adanya penurunan pasar sebesar 12-20% di beberapa negara. Untuk terus maju, perusahaan telah memperkenalkan beberapa model bisnis baru untuk memitigasi dampak yang dialami termasuk metode penjualan dan pembayaran tanpa kontak serta penerapan pendekatan pintu-ke-pintu dalam mendampingi para pelanggan di tengah krisis.

Mansi juga menyoroti bahwa masa yang menantang ini telah menjadi kesempatan bagi Shell untuk mengidentifikasi berbagai peluang dan mempercepat inovasi-inovasi yang telah direncanakan perusahaan sebelumnya. Dalam meningkatkan praktik bisnis berkelanjutan, Shell saat ini fokus pada komitmen jejak karbon bersih (net carbon footprint) untuk memastikan bahwa emisi dari proses manufaktur dan produk-produk perusahaan netral dari karbon. Perusahaan juga terus berkolaborasi dengan para mitra, mendampingi mereka dalam perjalanan menuju keberlanjutan, dengan memastikan bahwa jejak karbon dalam proses manufaktur mereka dikelola dengan cermat.

Mansi melanjutkan dengan membahas rencana inovasi Shell untuk industri 4.0, termasuk digitalisasi menyeluruh dalam industri, yang artinya akan menggunakan proses digital mulai dari aspek produksi, penjualan, sampai akhirnya produk berada di tangan pelanggan. Fokus untuk mengeksplorasi pendekatan digital yang menyeluruh ini telah ditingkatkan oleh perusahaan sebagai salah satu cara untuk bergerak maju dan bangkit agar dapat lebih tangguh lagi setelah pandemi, tambah Mansi.

Dalam mengantisipasi tantangan masa depan dan memulihkan industri setelah pandemi, Mansi menyatakan kesiapan Shell untuk bekerja sama dengan para pemimpin ASEAN dalam mencari cara untuk memulihkan sektor-sektor terdampak dan membangkitkan ekonomi. Sebagai penutup wawancara, ia juga menekankan komitmen Shell untuk bekerja berdampingan dengan para pemimpin di setiap negara untuk memimpin jalan para pelanggan dan sektor kembali ke jalur yang positif.

Wawancara Mansi Madan Tripathy dapat di lihat pada link in the EU-ASEAN Business Council’s website, LinkedIn dan jaringan YouTube.