
Campur Oli Beda Merek, Boleh Nggak Ya?
Ternyata tidak disarankan untuk mencampur oli beda merek! Ketahui risiko kerusakan mesin yang bisa timbul dan cara mengatasinya di sini.

Setiap produk oli memiliki spesifikasi yang tentunya berbeda-beda, sesuai teknologi yang mereka kembangkan. Oleh karena itu, tindakan mencampur oli beda merek sangat tidak dianjurkan karena dapat berisiko terhadap mesin mobil.
Dilansir dari laman GridOto.com1 , Ahli Konversi Energi Institut Teknologi Bandung (ITB) bernama Tri Yuswidjajanto Zaenuri mengungkapkan bahwa sebenarnya mencampur oli beda merek ini sah-sah saja, yang terpenting adalah spesifikasinya harus sama, terutama American Petroleum Institute (API) dan Society Automotive Engineer (SAE).
Karena biasanya standar API dan SAE yang bersertifikasi SNI memiliki kandungan oli yang tidak jauh berbeda. Kinerja dari oli tersebut juga hampir sama. Kecuali pencampuran oli dengan jenis yang berbeda, itu akan menjadi masalah besar, seperti mencampurkan oli sintetis dan oli mineral.
Namun, meskipun ada oli dengan spesifikasi yang sama, misalnya jenis oli, standar API, dan viskositas dengan nilai SAE yang sama, tetap saja ada bahan-bahan lain yang memiliki kandungan berbeda, seperti komposisi aditif yang terkandung di dalamnya sehingga hal ini bisa menimbulkan masalah pada mesin nantinya.
1https://www.gridoto.com/read/224199502/selama-ini-bingung-boleh-enggak-sih-campur-oli-beda-merek
Efek Buruk Mencampur Oli Beda Merek

Beberapa pemilik kendaraan mungkin sering mencampur oli beda merek karena beberapa alasan, seperti harganya lebih murah atau dalam keadaan terdesak dan hanya sebagai pengganti sementara. Namun, menyatukan produk-produk oli dalam satu mesin dapat menimbulkan beberapa efek buruk, antara lain:
1. Kombinasi aditif bisa tidak kompatibel
Bahan aditif dalam oli memiliki berbagai fungsi, yaitu sebagai detergen yang membersihkan kotoran, dispersan, anti-aus, mencegah oksidasi, dan anti-buih. Fungsi aditif pada setiap oli memang sama, tapi berbeda produsen oli, berbeda pula formula yang dirancang untuk aditif dalam produk oli masing-masing.
Tidak jarang ketika dua merek oli berbeda dicampur, maka keduanya tidak bisa saling kompatibel dan tidak bisa menyatu. Ada yang bisa saling menetralisir sehingga manfaat salah satu produk bisa hilang, ada yang dapat membuat reaksi kimia yang lain, bahkan sampai bisa mengendap.
2. Dapat menurunkan performa mesin
Mencampurkan produk oli yang berbeda, apalagi jika asal-asalan akan membuat performa mesin turun drastis. Keseimbangan aditif yang tidak stabil karena dicampur-campur dapat membuat kinerja pelumas jadi tidak maksimal. Gesekan pada komponen mesin bisa terjadi lebih sering yang membuat bahan bakar lebih boros dan performa menurun.
Selain itu, viskositas oli juga bisa tidak stabil, yang membuat oli bisa lebih encer atau lebih kental dari produk awalnya. Perubahan viskositas oli ini, yang pada akhirnya tidak cocok lagi dengan spesifikasi mesin, membuat oli tidak dapat membentuk lapisan pelindung sekuat formulasi yang dibuat tiap produsen oli.
3. Berisiko menumpuknya sludge dalam saluran oli
Penumpukan endapan dan karbon pada saluran oli bisa terbentuk karena mencampurkan dua produk oli yang berbeda. Sludge ini tidak timbul segera setelah Anda mencampurkan oli-oli tersebut, namun dampaknya timbul setelah pemakaian jangka panjang.
Saluran oli bisa tertutup dan mesin tidak bisa terlumasi dengan baik dan tidak bisa menstabilkan suhu. Karena itu, mesin bisa aus dan overheat, yang pada akhirnya akan menelan banyak biaya untuk perbaikannya.
4. Perbedaan durasi ganti oli
Setiap mesin memang memiliki buku manual untuk jangka waktu pergantian oli. Namun, beberapa produk oli seperti Shell Helix memiliki ketahanan lebih lama karena memang memiliki formulasi khusus. Merek oli lain bisa saja memiliki durasi ganti yang sama atau lebih pendek.
Ketika dua merek dicampur, maka masa pakainya bisa menjadi lebih pendek dari yang diformulasikan. Oli yang dicampur tidak dapat diprediksi kapan masa pakainya berakhir. Campuran produk oli tersebut juga bisa rusak dan membuat jarak tempuh mobil menjadi lebih pendek.
5. Dapat membuat garansi kendaraan hangus
Jika kendaraan Anda masih baru, campur oli beda merek benar-benar tidak disarankan. Setiap kendaraan diproduksi, ada buku manual yang berisi arahan untuk kebutuhan mesin yang diproduksi. Pemilik mobil harus mengikuti instruksi sesuai buku manual tersebut jika ingin garansi kendaraan tetap bisa digunakan.
Pencampuran oli bisa menyebabkan kerusakan mobil. Jika diperiksa kalau oli yang digunakan tidak sesuai dengan rekomendasi dari pabrikan, garansi kendaraan Anda bisa hangus. Apalagi jika sampai kendaraan tersebut mengalami kerusakan yang lebih parah karena campuran oli, Anda akan mengalami kerugian yang lebih banyak.
Tips Memilih Oli Mobil yang Tepat

Mesin mobil perlu mendapatkan asupan pelumas yang konsisten dan tidak tercampur-campur. Tujuan utamanya adalah agar dapat menjaga kinerja mesin dalam jangka panjang. Ada beberapa tips yang dapat diikuti untuk menentukan produk oli mana yang tepat digunakan oleh mobil Anda. Berikut daftarnya:
- Pilih produk oli yang sesuai dengan rekomendasi pabrikan. Semuanya tercatat jelas di buku manual kendaraan, jadi Anda bisa membeli oli berdasarkan keterangan tersebut.
- Viskositas oli harus dipilih sesuai dengan kebutuhan mesin, agar suhu bisa tetap stabil, baik saat cuaca dingin maupun panas. Nilai SAE menunjukkan kekentalan yang dimiliki oleh oli. Jadi, semakin besar nilainya, semakin kental pula cairan tersebut, begitu juga sebaliknya.
- Pilih oli yang memenuhi spesifikasi kualitas, seperti API. Standar internasional ini yang mengukur kemampuan produk oli dalam melindungi dan memberikan kinerja yang optimal pada mesin.
- Pastikan jenis oli yang dipakai sesuai dengan kebutuhan mobil. Ada tiga jenis oli, yaitu oli mineral, oli sintetis, dan oli semi sintetis. Ketiga jenis oli ini terbuat dari bahan dasar yang berbeda, jadi jangan sampai salah pilih ataupun tercampur.
- Lakukan konsultasi pada ahlinya untuk mendapatkan rekomendasi produk yang lebih meyakinkan. Biasanya mekanik akan menyarankan untuk menggunakan merek oli yang berkualitas dan mampu menjaga performa.
Pemilihan oli yang tepat adalah investasi terbesar untuk sebuah kendaraan. Pelumas Shell Helix menyediakan semua kebutuhan mesin berdasarkan spesifikasi masing-masing. Oli ini mampu menjaga mesin dari kotoran dan aus, menstabilkan suhu, irit bahan bakar, dan tentunya kinerja mesin yang selalu dapat diandalkan.
Jika sudah menemukan oli yang tepat, seperti Shell Helix, jangan mencampurkannya dengan merek oli lainnya. Anda tidak ingin mobil Anda mengalami dampak buruk seperti di atas, bukan? Oleh karena itu, pilih satu produk saja, yaitu Shell Helix agar teknologinya bisa bekerja dengan maksimal dalam memberikan perlindungan pada mesin Anda.
FAQs:
1. Apakah aman atau berisiko kalau mencampur oli beda merek?
1. Apakah aman atau berisiko kalau mencampur oli beda merek?
Mencampur oli beda merek sangat berisiko. Apalagi masing-masing merek memiliki formulasi yang berbeda dalam meracik produknya. Ada kemungkinan dua produk yang dicampur tidak dapat menyatu dan membuat kinerjanya menurun.
2. Apakah ada kondisi seseorang bisa mencampur oli beda merek?
2. Apakah ada kondisi seseorang bisa mencampur oli beda merek?
Jika dalam keadaan terdesak dan tidak ada pilihan lain, Anda bisa menggunakan oli beda merek. Yang terpenting adalah oli tersebut memiliki jenis dan spesifikasi yang sama. Namun, Anda perlu mengganti oli tersebut sesegera mungkin untuk menghindari risiko yang bisa terjadi pada mesin.
3. Kapan waktu yang tepat untuk mengganti oli?
3. Kapan waktu yang tepat untuk mengganti oli?
Ganti oli bisa dilakukan jika sudah digunakan 3-6 bulan atau setelah menempuh jarak 10.000 kilometer. Namun, ada beberapa kondisi yang membuat oli harus diganti lebih awal, seperti oli cepat kotor, menguap, mesin mengalami overheat, dan lainnya.