Profit margin adalah indikator keuangan yang penting untuk mengukur profitabilitas suatu perusahaan. Dengan mengetahui profit margin, Anda dapat memonitor kesehatan bisnis dan menilai pertumbuhan perusahaan.

Sebaliknya, perusahaan yang tidak mengukur pertumbuhan bisnisnya selama periode operasi tidak akan mengetahui keuntungan atau kerugian perusahaan, termasuk mencari solusi yang dapat diterapkan.

Berikut penjelasan terkait profit margin, jenis profit margin, hingga cara menghitung net profit margin.

Pengertian Profit Margin

Profit margin adalah persentase laba bersih yang diperoleh perusahaan dari pendapatan atau penjualan. Presentase ini menunjukkan efisiensi perusahaan dalam menghasilkan keuntungan selama periode operasi.

Sebagai contoh, jika sebuah perusahaan memiliki penghasilan Rp100 juta dan memiliki profit margin sebesar 30%, itu berarti perusahaan tersebut memperoleh keuntungan sebesar Rp30 juta.

Profit margin itu dapat memberikan gambaran tentang seberapa efektif perusahaan dalam mengelola biaya operasional, harga produk, dan penghasilan kotor untuk menghasilkan keuntungan yang optimal.

Selain itu, profit margin digunakan pemberi pinjaman, investor, dan bisnis itu sendiri sebagai indikator kesehatan keuangan, keterampilan manajemen budget, dan potensi pertumbuhan perusahaan.1

Jenis-Jenis Profit Margin

Berikut jenis-jenis margin yang umum digunakan dalam mengukur keuntungan sebuah perusahaan.

1. Gross Profit Margin

Gross profit margin adalah metrik yang mengukur efisiensi perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dari aktivitas operasional. Sehingga, perhitungan gross profit margin ini bisa menjadi bahan evaluasi melakukan efisiensi biaya operasional.

Cara menghitung gross profit margin adalah mengurangkan pendapatan (revenue) dengan harga pokok penjualan (HPP), kemudian dibagi dengan pendapatan total. Berikut rumusnya:

Gross Profit Margin = (Pendapatan Kotor - Biaya Produksi) / Pendapatan Kotor x 100%2

Gross profit margin yang tinggi dapat menunjukkan bahwa perusahaan memiliki keunggulan kompetitif dalam pengelolaan biaya produksi, sedangkan margin yang rendah dapat mengindikasikan adanya tantangan dalam menghasilkan laba yang cukup dari aktivitas operasional.

2. Operating Profit Margin

Operating profit margin menggambarkan persentase laba yang diperoleh perusahaan dari operasional inti setelah dikurangi biaya operasional, seperti gaji karyawan, biaya overhead, dan biaya operasional lainnya. Berikut rumusnya:

Operating Profit Margin = (Laba Operasional / Pendapatan) x 100%3

Semakin tinggi operating profit margin, semakin efisien perusahaan dalam mengelola biaya operasional dan menghasilkan keuntungan dari pendapatan operasionalnya.

Sebaliknya, operating profit margin yang rendah menunjukkan adanya tantangan dalam menghasilkan laba yang cukup atau adanya ketidakseimbangan antara pendapatan dan biaya operasional.

3. Net Profit Margin

Net profit margin adalah rasio keuangan yang mengukur seberapa efisien perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari pendapatan total.

Rasio ini menunjukkan persentase laba bersih yang diperoleh dari setiap pendapatan perusahaan. Berikut rumusnya:

Net profit Margin = (Total Pendapatan - Harga Pokok Penjualan - Pajak - Biaya Operasional - Biaya Lain-lain) / Total Pendapatan) x 100%

Semakin tinggi net profit margin, semakin efektif perusahaan dalam mengelola biaya dan menghasilkan laba bersih yang lebih tinggi dari pendapatan mereka.

Sebaliknya, net profit margin yang rendah menunjukkan adanya tantangan dalam menghasilkan laba bersih atau adanya tekanan biaya yang tinggi.

Manfaat Mengetahui Profit Margin

Dengan pemahaman yang baik tentang profit margin, perusahaan dapat mengidentifikasi area potensial untuk meningkatkan efisiensi, mengelola biaya, dan mengoptimalkan pendapatan. Untuk lebih jelasnya, beirut manfaat profit margin.

1. Memahami Kondisi Keuangan Perusahaan

Profit margin dapat mengidentifikasi profitabilitas perusahaan yang berguna untuk mengevaluasi tingkat keuntungan yang dihasilkan dari aktivitas bisnisnya.

Dengan memahami persentase laba yang dihasilkan dari setiap unit penjualan, perusahaan dapat memantau kinerja keuangan mereka dan menilai apakah tingkat keuntungan yang dihasilkan sudah mencapai target yang diharapkan.

2. Membandingkan Perusahaan Lain

Profit margin dapat digunakan sebagai alat pembanding antara perusahaan dengan pesaingnya dalam industri yang sama.

Sebagai contoh, perusahaan A dan B memiliki laba bersih Rp100 juta, tetapi perusahaan A memiliki profit margin 25%, sedangkan perusahaan B sebesar 35%. Kesimpulannya adalah, meski memiliki penghasilan sama, kinerja keuangan perusahaan B lebih baik dan itu bisa deteksi dengan profit margin.

3. Mengidentifikasi Pengeluaran Negatif

Perusahaan dapat menggunakan profit margin untuk mengidentifikasi efisiensi operasional, termasuk pengeluaran yang berdampak negatif.

Dengan menghitung profit margin, perusahaan dapat menentukan dapat melakukan analisis mendalam terhadap biaya operasional, termasuk jika penjualan dan pendapatan terus bertambah.

Untuk mengidentifikasi profit margin perusahaan yang memiliki armada, Anda dapat mengumpulkan semua biaya terkait operasional armada perusahaan, seperti biaya bahan bakar, perawatan dan perbaikan armada, gaji dan tunjangan untuk pengemudi, hingga asuransi.

Untuk mempermudah identifikasi tersebut, Anda dapat memanfaatkan Shell Fleet Card yang menjadi solusi manajemen bahan bakar dengan jaringan produk bahan bakar untuk membantu kebutuhan mobilitas yang dapat memberikan keamanan sekaligus kenyamanan.

Shell Fleet Card dapat membantu perusahaan yang membutuhkan pengelolaan kendaraan operasional lebih efektif, mudah, dan efisien dalam melakukan kontrol budget bahan bakar, menganalisa transaksi bahan bakar, minimalisasi proses administrasi, serta mengurangi kelalaian pegawai.

Shell Fleet Card mendukung manajemen keuangan perusahaan mencapai profit margin lebih baik dari tahun sebelumnya. Jadi, kenapa tidak mencoba Shell Fleet Card, sekarang?

Baca Artikel Terbaru Kami

Pengertian Manajemen Profit Perusahaan dan Cara Meningkatkannya

Manajemen profit atau laba adalah proses pengelolaan pendapatan dan pengeluaran untuk memastikan bisnis menghasilkan laba.

Memahami Prinsip Cost Structure dan Berbagai Jenis Pengeluaran

Sebuah perusahaan perlu kontrol atau pengelolaan keuangan agar tetap stabil dan mendapatkan keuntungan optimal. Oleh karena itu, memahami Cost Structure atau struktur biaya sangat penting bagi unit bisnis.

Strategi Manajemen Operasional yang Perlu Anda Ketahui

Strategi manajemen operasional yang efektif akan membantu untuk tingkatkan efisiensi, produktivitas, mengoptimalkan penggunaan sumber daya pada perusahaan.