Lisa Anggia (Channel Optimization Team Lead)

Anggi bergabung dengan Shell Indonesia sejak tahun 2007 sebagai Management Information Analyst dan membangun karirnya hingga menjadi bagian dari tim pemimpin di divisi Trading & Supply. Saat ini, Anggi bertanggung jawab atas perencanaan, kegiatan operasional, dan value delivery untuk Fuels, Trading, & Supply. Ia memimpin timnya untuk memaksimalkan pendapatan melalui volume yang tersedia di berbagai kanal pasokan, termasuk penjualan hidrokarbon, B2B branded, dan trading melalui kegiatan operasional dan penjualan yang unggul (Sales & Operation Planning (S&OP) Process), serta manajemen risiko harga. Anggi memegang gelar Master in Finance dan merupakan ibu dari dua anak perempuan.

Bagaimana kegiatan keseharian Anda dalam bekerja?

Saya selalu menetapkan prioritas setiap minggunya. Di tengah masa WFH seperti ini, saya menerapkan pembagian waktu yang cukup ketat antara keluarga dan pekerjaan. Di pagi hari, saya membersihkan rumah lalu menyiapkan sarapan untuk keluarga. Sekitar jam 8 sampai jam 9 pagi, saya mulai mengecek email dan menyelesaikan pekerjaan sambil mendampingi anak-anak saya yang sekolah online. Secara eksplisit, saya dan teman-teman seluruh anggota tim menentukan batasan yang jelas bahwa kita harus berhenti bekerja setiap masuk jam makan siang, karena sebagian dari kita juga harus menyiapkan makan siang untuk anggota keluarga di rumah. Jam 6-7 malam saya stop bekerja supaya bisa menyiapkan makan malam dan menghabiskan quality time bersama keluarga. Kalau ada pekerjaan lain yang harus saya selesaikan, biasanya saya tunggu sampai anak-anak saya tidur atau bangun di pagi hari untuk bekerja sebelum memulai rutinitas pagi hari.

Bagaimana rasanya memimpin tim Channel Optimization di industri yang didominasi oleh laki-laki?

Saya berusaha menyesuaikan cara kerja dengan rekan-rekan dalam tim, dengan cara lebih tegas, tidak lantas merasa sedih ketika diberi masukkan, dan bersikap tegas agar pesan yang saya sampaikan ke tim jelas dalam memastikan bisnis end-to-end. Hal ini juga penting karena saya harus menjaga koordinasi antara kegiatan operasional, trading, dan bisnis. Saya berusaha menjadi penyeimbang dalam tim dengan menyediakan sudut pandang yang berbeda sebagai perempuan, dan saya juga berusaha untuk tidak emosional dalam bekerja.

Perubahan seperti apa yang terjadi dalam peran Anda sebagai perempuan, terutama dalam kondisi pandemi seperti saat ini?

Perempuan itu punya banyak peran di rumah, terutama selama pandemi. Sebelum pandemi, semua peranan itu berakhir jam 7 malam ketika semua orang beristirahat. Tapi, saat pandemi, rasanya saya menyediakan hampir semuanya untuk keluarga seharian, misalnya saya masak, memastikan koneksi WiFi tidak terganggu agar anak-anak bisa sekolah online dengan lancar, mendampingi dan menjadi guru bagi mereka ketika belajar sekaligus seorang karyawan yang harus tetap mempertahankan kinerja dan mencapai target. Dan salah satu hikmah dari pandemi ini adalah saya saya bisa melihat perkembangan anak-anak dari dekat, bisa menikmati quality time makan siang dan malam bersama keluarga, hal yg sangat mahal tidak bisa/jarang bisa saya lakukan sebelumnya di kondisi normal. Pandemi sungguh mengubah saya menjadi pribadi yang lebih multiperan dan saya menjadi lebih sering masak dari biasanya.

Bagaimana cara Anda meluangkan waktu untuk diri sendiri, dan bentuk dukungan seperti apa yang Anda rasakan dari Shell dalam mencapai keseimbangan kerja dan kehidupan pribadi Anda?

Quality time bagi saya itu adalah menghabiskan waktu bersama keluarga. Karena sekarang tidak bisa bepergian, setiap akhir minggu kami senang menonton film di rumah bersama suami dan anak-anak. Kebijakan WFH dan jam kerja yang fleksibel di Shell mendukung saya untuk menyeimbangkan pekerjaan dan mengurus keluarga secara bersamaan.

Apa yang muncul di pikiran Anda ketika mendengar #ChooseToChallenge, tema Hari Perempuan Sedunia tahun ini?

Bagi saya, hal ini berarti saya meninggalkan zona nyaman dan menantang diri sendiri untuk terus menjadi lebih baik setiap harinya. Saya adalah seorang introvert dan kurang merasa nyaman berbicara di depan orang lain. Bekerja di T&S memaksa saya untuk berhadapan dengan banyak pemangku kepentingan mulai di tingkat lokal sampai regional, memimpin rapat, menyampaikan pesan, dan menyelaraskan proses Sales & Operation Planning demi mencapai tujuan perusahaan. Setelah saya jalani, saya menyadari ternyata saya tidak hanya suka bekerja di balik meja dan berurusan dengan angka, tapi juga menikmati berinteraksi dengan orang lain. Dengan menjalankan peran ini, saya berhasil mempelajari banyak hal.

Apa pesan-pesan yang ingin disampaikan kepada sesama perempuan atau remaja perempuan yang ingin mengembangkan diri mereka?

Ketika memulai karier, jangan pernah berhenti belajar dan keluarlah dari zona nyaman. Kalian pasti akan terkejut karena kalian akan menemukan keahlian baru yang sebelumnya tidak kalian ketahui. Dalam menjalani karier, akan ada tanggung jawab yang lebih besar, kompleks, dan tingkat stres yang lebih tinggi. Selalu lakukanlah yang terbaik. Mengutip Steve Jobs, satu-satunya cara untuk bekerja dengan baik adalah mencintai apa yang dikerjakan. Dalam peran saya, pekerjaan yang saya jalani terus berubah dan tidak hanya fokus pada angka dan hasil, tapi juga berinteraksi dan memotivasi orang lain. Pokoknya, di tahap manapun kita berada saat ini, lakukanlah yang terbaik dan jaga hubungan baik dengan orang lain. Sisanya, serahkan kepada Tuhan.

Terakhir, pesan saya untuk rekan-rekan perempuan atau adik remaja, jangan takut atau ragu jika kita harus berada di lingkungan kerja dimana kita menjadi minoritas. Karena perempuan itu adaptif, kita akan bisa menyesuaikan diri dan mengambil perubahan positif dari lingkungan kerja untuk diri kita seperti membuat kita lebih tangguh dan logis. Selain itu, kita bisa menjadi penyeimbang dalam tim dengan menghadirkan sudut pandang yang berbeda sebagai perempuan.