Pengisian Kendaraan Listrik
Dengan meningkatnya jumlah mobil daya listrik, Shell berusaha untuk memenuhi kebutuhan pengisian daya pengemudi kendaraan listrik di Indonesia.
Memberdayakan lebih banyak mobil listrik akan sangat berperan dalam mengatasi peningkatan emisi CO2 dan polusi udara di kota-kota. Saat ini ada sekitar 1 miliar mobil di jalanan dunia dan sekitar 2-3 juta mobil tersebut menggunakan baterai-listrik dan plugin murni. The International Energy Agency (IEA) mengantisipasi sekitar 300-400 juta EV hadir di jalan untuk sekitar 2 miliar kendaraan pada tahun 2040.
Bagaimana cara kita mengisi daya mobil di masa depan?
Kendaraan listrik menggunakan motor listrik sebagai sumber penggerak utamanya dan menyimpan energinya di baterai. Ada tiga jenis utama kendaraan listrik: kendaraan listrik baterai, kendaraan listrik hibrida dan kendaraan listrik hibrida plug-in. Jika kendaraan listrik baterai mengandalkan baterainya sebagai sumber energi, sebaliknya kendaraan listrik hibrida dan kendaraan listrik hibrida plug-in menggabungkan listrik dengan mesin bahan bakar konvensional.
Berbeda dengan mobil yang mengisi bahan bakar di SPBU pada umumnya, mobil listrik berpotensi untuk diisi ulang di rumah, di kantor atau di perjalanan. Namun, kecepatan, ketersediaan, dan keandalan infrastruktur pengisian daya saat ini merupakan penghalang potensi terbesar untuk membeli mobil listrik.
Shell percaya tantangan ini dapat diubah dengan menghadirkan akses dan opsi pengisian ulang yang lebih baik, seperti pengisian daya cepat dan smart regular chargers.
Menghasilkan lebih banyak energi
Seiring bertambahnya jumlah kendaraan listrik di dunia, Shell berupaya menyediakan lebih banyak energi listrik dari sumber seperti angin dan tenaga surya yang memungkinkan kendaraan listrik beroperasi dengan sumber daya rendah karbon.
Ini merupakan komitmen terbesar kami untuk menjadikan energi listrik sebagai bagian penting dari bisnis kami, yang berdampingan dengan minyak, gas, dan bahan kimia di masa depan.