Under The Hood with Antasena Team
Tidak hanya mengharumkan nama bangsa dalam ajang Shell Eco-marathon, Tim Antasena dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember juga berkontribusi dalam mengembangkan mobil hidrogen dengan segala potensi.
Ajang Shell Eco-marathon tidak terlihat sesederhana yang terlihat di internet, di dalamnya kita dapat belajar tentang manajemen diri, emosi, tekanan, ilmu teknis, relasi, etos kerja maupun kompetensi lainnya. Persis dengan apa yang dibutuhkan oleh seorang insinyur. Menurut saya, Shell Eco-marathon dapat berperan untuk mencetak insinyur terbaik di dunia.
Raihan, General Manager
Inilah yang dirasakan oleh Raihan, General Manager 2019/2020 dari Tim Antasena dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember, setelah mengikuti Shell Eco-marathon. Tim Antasena pertama kali berpartisipasi dalam Shell Eco-marathon pada tahun 2012 dan 2014 dengan misi untuk berkontribusi mengembangkan mobil hidrogen dengan segala potensinya. Tim Antasena berambisi untuk menjadi pionir dan mengenalkan teknologi hydrogen fuel cell ke Indonesia. Selain mengharumkan nama Indonesia, dengan mengikuti ajang Shell Eco-marathon, Tim Antasena ingin menumbuhkan harapan bahwa Indonesia dapat mandiri secara teknologi dalam hal ini.
Namun, setelah mengikuti Shell Eco-marathon pada tahun 2014, Tim Antasena sempat harus meninggalkan panggung ajang Shell Eco-marathon sampai akhirnya kembali lagi pada tahun 2019. Tetapi, dalam hiatusnya Tim Antasena tidak berhenti berinovasi dan melakukan banyak riset untuk mengembangkan kendaraan mereka, untuk nantinya lebih membesarkan nama Antasena di berbagai kompetisi.
Simak perjalanan Tim Antasena yang secara konsisten menggaungkan kendaraan berteknologi hidrogen ke panggung dunia, bersama Raihan, General Manager 2019/2020 Tim Antasena.
Tim Institut Teknologi Sepuluh Nopember berkompetisi di Urban Concept - Kategori Hidrogen di Sirkuit Internasional Sepang, Malaysia 2019. (Edwin Koo/AP)
Selama bergabung dengan Tim Antasena, apa tantangan terbesar yang pernah kamu hadapi dan bagaimana menanganinya?
R: Salah satu tantangan muncul saat kami tahu bahwa SEM 2020 terpaksa harus ditiadakan setelah kami mendapatkan tiket untuk berangkat ke Malaysia. Saya sebagai General Manager perlu bertanggungjawab untuk meyakinkan teman-teman dalam tim bahwa apa yang terjadi memang di luar kendali dan saya perlu menjaga semangat sehingga tim dapat terus berjalan.
Saya mencoba mengingatkan lagi pada tim bahwa target utama kami adalah untuk berinovasi dalam hal efisiensi mobil. Itulah target kami. Selama target itu belum tercapai, kami akan terus meningkatkan riset agar kami terus berkembang. Perlombaan boleh tertunda, tetapi semangat kami akan terus ada.
(Shell Eco-marathon 2020 dibatalkan mengingat kondisi pandemi COVID-19. Shell Eco-marathon memprioritaskan kesehatan dan keselamatan pihak peserta dan penyelenggara, karenanya Shell Eco-marathon 2020 tetap berlangsung secara off-track dengan penyelenggaraan kompetisi virtual.)
Tim Antasena sempat hiatus selama 4 tahun dan memutuskan untuk kembali ke panggung Shell Eco-marathon pada tahun 2019. Langkah apa saja yang dipersiapkan Tim Antasena untuk kembali bersaing dengan matang?
R: Kami melakukan beberapa persiapan riset teknis serta melakukan peningkatan administrasi internal sehingga secara tim kami dapat bekerja dengan lebih efisien serta tetap mempertahankan rasa kekeluargaan kami. Kami juga membuat buku pedoman untuk anggota tim sehingga memudahkan dalam hal regenerasi, memandu aktivitas per divisi, etika berkegiatan dalam tim sehingga semua proses menjadi lebih terstruktur dan tidak membuang waktu. Kami juga memanfaatkan waktu hiatus untuk mematangkan sistem ini sehingga ke depannya Antasena dapat terus fokus untuk mengerjakan riset.
Dalam segi teknis, kami juga mengikuti beberapa kegiatan perlombaan alat inovasi yang harapannya dapat diterapkan ke mobil baik secara langsung maupun tidak langsung.
Diperlukan konsistensi dan daya juang yang tinggi dalam berkompetisi. Apa motivasi dan cerita di balik Tim Antasena yang rela mendedikasikan waktu serta tenaga mengikuti kompetisi SEM selama beberapa tahun terakhir?
R: Motivasi kami adalah untuk membuktikan bahwa Antasena masih hidup dan riset yang sudah dilakukan dapat diaplikasikan secara riil. Kami ingin menjadi pionir mobil hidrogen di Indonesia, setidaknya itulah jalan yang kami pilih.
Pada tahun 2020 ini, Tim Antasena juga berhasil menggaet penghargaan Shell Eco-marathon Social Media Competition dengan memenangkan ‘Most Creative Content’. Bagaimana Tim Antasena mengoptimalkan berbagai kesempatan yang ada, hingga memenangkan perhargaan ini?
R: Kami tidak ingin apa yang kami persiapkan untuk perlombaan Shell Eco-marathon Asia 2020 ini menjadi “diam”. Seperti yang saya ungkapkan di atas, salah satu target kami adalah ingin riset kami dapat dimanfaatkan kedepannya, dan kami juga ingin masyarakat paham dengan potensi yang ada dalam teknologi ramah lingkungan ini sehingga kita bisa bersama-sama mewujudkan Indonesia yang mandiri teknologi.
Oleh karena itu, kampanye media sosial selalu kami lakukan. Tidak hanya itu, kami juga melakukan kampanye sosial untuk memperkenalkan mobil tanpa polusi di area car-free day, kampanye ini untuk memperkenalkan teknologi dan cara memanfaatkannya kepada teman-teman mahasiswa lain di ITS (khususnya mahasiswa baru).
Tim Antasena dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember membawa bendera Indonesia dalam upacara penghargaan Shell Make the Future Live Malaysia 2019. (Andy Phe/Shell)
Bagaimana menurut Anda Shell Eco-marathon membantu mewujudkan perkembangan energi berkelanjutan dan terbarukan?
R: Yang saya rasakan, Shell Eco-marathon sangat memfasilitasi perkembangan energi berkelanjutan dan terbarukan. Seperti contoh: regulasi yang diterapkan oleh Shell Eco-marathon menuntut kita untuk berpikir kritis terhadap regulasi tersebut sehingga kita dapat memahami apa yang harus dunia tanggapi terkait permasalahan energi baru terbarukan. Dan saya yakin, setiap negara bisa mengimplementasikan hal tersebut walaupun dalam format yang berbeda, sesuatu yang bisa kita ambil manfaatnya dari Shell Eco-marathon.
Apa visi dan harapan untuk industri otomotif energi ramah lingkungan di masa depan?
R: Tanpa polusi, terintegrasi, cepat dan aman, didukung oleh pola perilaku masyarakat sehat yang menjadi bagian dalam proyeksi tersebut.
Apa pesanmu untuk anak muda bangsa Indonesia yang memiliki semangat mengharumkan nama bangsa, ataupun berminat mengikuti kompetisi Shell Eco-marathon?
R: Jangan takut untuk salah, karena pemuda memiliki sesuatu yang tak dimiliki orang lain: waktu. Waktu adalah alat transaksi paling basic dalam hidup kita, transaksikan untuk hal yang bermanfaat. Transaksikan setidaknya untuk memulai hal yang belum pernah kita mulai, karena di luar sana kita akan banyak sekali menemukan hal yang belum pernah kita temukan sebelumnya dan hal yang belum pernah kita lakukan sebelumnya.
Pertanyaannya, kapan terakhir kali kamu melakukan sesuatu untuk pertama kalinya? Menurut saya, Shell Eco-marathon merupakan wadah yang dapat mengakomodasi hal tersebut.
Baca Juga
Under The Hood with Bumi Siliwangi 4, Universitas Pendidikan Indonesia
Kisah semangat di balik tim tercepat.
Under The Hood with Garuda UNY Eco Team, Universitas Negeri Yogyakarta
Cerita di balik tim yang membawa kegigihan dan inovasi energi paling efisien.